Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini, 11 tahun lalu, Aceh menangis. Tepat pada 26 Oktober 2004, setelah gempa dahsyat, Aceh disapu tsunami. Musibah internasional yang kemudian menewaskan sampai ratusan ribu jiwa, dan hingga kini masih jadi kenangan.
Aceh kini memeringati 11 tahun peristiwa mengenaskan itu. Mulai Jumat (25/12) malam, puluhan wartawan dari berbagai media menggelar doa bersama mengenang rekan-rekannya yang menjadi korban maupun masyarakat yang meninggal.
"Kegiatan ini juga diisi pemberian santunan kepada anak yatim yang orang tuanya meninggal saat tsunami," kata Ketua Panitia, Salman Mardira seperti dikutip dari kantor berita Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Detikcom memberitakan, tak ketinggalan nelayan pun turut andil. Mereka membuang sauh, melabuhkan kapal selama dua hari sejak Jumat hingga Sabtu ini. Jumat karena memang pantang menurut adat, dan Sabtu karena ada peringatan tsunami.
"Mereka baru kembali melaut tanggal 26 Desember sore," kata Wakil Sekjen Panglina Laot Aceh, Miftah Cut Adek.
Saat tsunami terjadi 11 tahun lalu, sekitar 80 ribu nelayan dan keluarganya menjadi korban. Mereka tersapu tsunami, sementara sebagian besar peralatan menangkap ikan dan pelabuhan hancur.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh pun menggelar peringatan kejadian itu. Acara yang digelar Sabtu hari ini, mencakup ziarah, zikir, serta upara peringatan. Beberapa acara pendukung seperti panggung seni dan pameran pun digelar.
(antara/rsa)