Gus Solah Minta Tokoh NU Berbenah Diri

Yoko Sari | CNN Indonesia
Minggu, 27 Des 2015 02:37 WIB
Gus Solah mengatakan kekisruhan muktamar PBNU disebabkan oleh ulah sejumlah tokoh organisasi ini yang lebih mementingkan diri sendiri dan kelompok.
Salahudin Wahid mengkritik sejumlah tokoh NU saat ini yang ditudingnya menjadi penyebab kekisruhan Muktamar NU 2015. (Detikcom/Danu Damarjati)
Jombang, CNN Indonesia -- Kyai Salahudin Wahid, Gus Solah, meminta tokoh-tokoh NU saat ini berbenah diri terkait dengan kekisruhan dalam muktamar organisasi itu pada Agustus lalu.

Dalam sambutan acara Haul ke-6 KH Abdurrahman Wahid di Pondok Pesantren Tebu Ireng pada Sabtu (26/12), Gus Solah menyentil para tokoh NU saat ini dengan menceritakan sosok KH Hasyim Asyari yang tidak gila jabatan.

Gus Solah mengatakan bahwa Hasyim Asyari ditawari jabatan Presiden Indonesia pertama oleh tentara Jepang sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jawab mbah Hasyim, saya ini kiai, tugas saya mengurus pesantren dan saya tidak mungkin meninggalkan Tebu Ireng. Menurut mbah Hasyimg, sesuai saran dari pak Wahid [putra Hasyim Asyari yang juga ayah Gus Dur], Bung Karno sebagai presiden dan Bung Hatta sebagai wakil presiden,” kata Gus Solah yang kini merupakan pengasuh pesantren Tebu Ireng.

Gus Solah mengatakan, selain tak gila jabatan ajaran Hasyim Asyari lainnya adalah bahwa ibadah dalam Islam tak sebatas ritual keagamaan. Tetapi juga ibadah sosial dan kenegaraaan.

Namun, Gus Solah mengatakan hanya tokoh dan ulama NU masa lalu yang mampu menerapkan ajaran Hasyim Asyari itu.

“Sayang sekali kini banyak tokoh NU terbukti kurang pandai memberi manfaat pada NU, tetapi pandai sekali mengambil manfaat dari NU untuk kepentingan dirinya serta kelompoknya. Sehingga terjadilah hal-hal yang tidak kita inginkan dalam muktamar yang terakhir,” katanya seperti diberitakan detikcom.

“Semoga mereka yang seperti ini diberikan oleh Allah keadilan agar mereka menyadari dan memperbaiki diri.”

Muktamar NU ke-33 pada Agustus lalu diwarnai kekisruhan setelah muncul tudingan politik uang untuk meloloskan model musyawarah mufakat atau Ahlus Halli Wal’aqdi (Ahwa) dalam pemilihan Rois A’am PBNU.

Peringatan Haul ke-6 Gus Dur di Ponpes Tebu Ireng Jombang itu sendiri, dihadiri sejumlah tokoh nasional. Antara lain, Wapres Jusuf Kalla (JK), Nusron Wahid, dan Alwi Shihab. Selain itu hadir pula kiai sepuh NU Maimun Zubair atau Mbah Moen. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER