Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Hati Nurani Rakyat menunjukkan keberatannya jika Istana harus mengundang pendatang baru di Kabinet Kerja hanya karena desakan dari sejumlah kalangan atau pihak tertentu yang punya kepentingan terselubung.
"Sudah sering saya sampaikan baik melalui ketua umum saya (Pak Wiranto) maupun dalam rapat-rapat koalisi agar sebaiknya dipertimbangkan dengan baik apabila kapal yang dinakhodai Jokowi-JK harus mengangkut penumpang baru. Khawatirnya kapasitas kapal sudah
overload," ujar Ketua DPP Partai Hanura Miryam S. Haryani dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/12).
Miryam menyatakan, butuh perjungan keras dari jajaran partai pendukung pemerintah untuk bisa sampai duduk di kursi kabinet pemerintahan.
Mereka yang duduk di kursi kabinet saat ini dianggap sebagai buah dari proses panjang perjuangan dari partai yang selama ini konsisten berdiri sebagai partai pendukung pemerintah.
"Jadi jangan sampai juga penumpang baru ini adalah penumpang gelap yang tidak punya tiket. Kenapa saya bilang begitu? Karena dulu untuk mendapatkan tiket kita harus bercucuran darah dan air mata. Lalu penumpang baru ini harus jelas darimana tiket diperoleh dan bagaimana prosesnya," ujar Miryam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Miryam pun mengamini dalam beberapa pekan terakhir bergulir isu liar yang menyinggung rencana presiden Joko Widodo untuk melakukan
reshuffle kabinet. Anggota Komisi V DPR itu mengaku tidak mempersoalkan hal tersebut selama perombakan didasari oleh kebutuhan yang mendesak.
Dengan catatan, kata Miryam, menteri pengganti haruslah orang yang lebih baik dan tidak dipilih asal-asalan, agar benar-benar bisa menghadirkan solusi bagi pemerintah.
"Namun, apabila
reshuffle ini hanya karena desakan pihak-pihak tertentu yang hanya memanfaatkan momentum atau kepentingan kelompoknya, lebih baik ditunda dulu karena sudah terlalu sering terjadi riak-riak politik sejak Jokowi-JK dilantik hingga saat ini," ujar Miryam.
(meg)