Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Amanat Nasional menyoroti sejumlah hal yang perlu diperbaiki dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Secara garis besar, ada dua sektor yang perlu diperbaiki, yakni politik dan ekonomi.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan dalam refleksi akhir tahun 2015 di Kantor DPP PAN, di Jakarta, Selasa (29/12).
Bara berpendapat Kabinet Kerja tidak menunjukan soliditas selama tahun 2015. Padahal hal itu menjadi syarat utama agar pemerintahan berjalan secara efektif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyaksikan berbagai perselisihan internal dan perdebatan eksternal antar beberapa menteri. Ini menimbulkan ketidakpastian dan kegaduhan di publik yang tidak perlu," ujar Bara Hasibuan di Kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa (29/12).
Selain kegaduhan, para menteri secara keseluruhan juga belum bekerja optimal untuk mencapai target yang dicanangkan. Menurutnya, dikarenakan adanya menteri yang tidak fokus pada substansi permasalahan menyangkut pelaksanaan program di kementeriannya masing-masing.
Namun, dia enggan mengungkap siapa menteri yang tidak solid dan tidak bekerja sesuai dengan bidangnya. "Kami tidak memberikan penilaian spesifik. Tapi ada beberapa menteri yang kami nilai tidak bekerja substansi, hanya image (pencitraan)," katanya.
Sementara di bidang ekonomi, Bara menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lambat dan nilai tukar rupiah terbilang kritis. Kemiskinan di tahun 2015 meningkat menjadi 28,6 juta jiwa. Di tahun 2014, kemiskinan di Indonesia berjumlah 27,8 juta jiwa.
Meningkatnya kemiskinan, terkait belum mampunya pemerintah memajukan kesejahteraan umum. Hal itu terlihat dari meningkatnya junlah pengangguran di tahun 2015. Pada akhir tahun 2015, PAN memperoleh data sebanyak 7,58 juta orang Indonesia masih tidak memiliki lapangan pekerjaan.
Menurutnya, kemiskinan dan pengangguran di Indonesia dipengaruhi isu peningkatan suku bunga The Fed dan penurunan pertumbuhan ekonomi Cina. Sehingga, nilai tukar terus merosot hingga Rp14 ribu pada akhir tahun 2015.
"Kami berpendapat, pemerintah harus mengubah sistem ekonomi dengan strategi investasi dan industri agar ekonomi nasional tidak rapuh menghadapi gejolak eksternal," ujarnya.
Sektor infrastruktur tidak lepas dari sorotan partai berlambang matahari terbit ini. Pemerintah dinilai lamban membangun infrastruktur dan sarana publik. Selain itu, pemerintah dinilai tidak dapat mengimbangi dinamika dan kebutuhan publik.
Akibatnya, masih jelas terlihat kemacetan hingga saat ini. pemerintah diharapkan dapat menjadikan pembangunan infrastruktur prioritas di tahun 2016.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais menegaskan kritikan yang disampaikan ke pemerintah tidak berkaitan dengan semakin santernya isu perombakan kabinet jilid dua yang santer akan diumumkan Januari 2016.
Publik menduga-duga, beberapa kader PAN yang akan masuk bursa Kabinet Kerja pemerintahan adalah Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan dan anggota Komisi Kependudukan dan Kesehatan DPR Asman Abnur. Taufik Kurniawan digadang menggantikan Ignasius Jonan selaku Menteri Perhubungan. Sementara Asman digadang menggantikan Siti Nurbaya sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Tidak ada urusannya dengan kursi menteri atau reshuffle. Itu hanya evaluasi umum saja," kata Hanafi.
(pit)