Jakarta, CNN Indonesia -- Buronan paling dicari di Aceh Nurdin Ismail alias Din Minimi akhirnya turun gunung dan mau menyerahkan diri. Dia dijemput langsung oleh Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso.
Bekas anggota Gerakan Aceh Merdeka ini menyerahkan diri bersama puluhan anak buahnya, Senin (28/12) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Din juga menyerahkan belasan senapan laras panjang AK-47 berikut peluru yang selama ini dikuasainya.
Setelah turun gunung, Din dan anak buahnya yang dijemput Sutiyoso langsung menuju Desa Ladang Baro Kecamatan Julok, Aceh Timur.
Seperti diberitakan Detikcom, meski sudah dijemput, Din saat itu menurut Sutiyoso tidak serta merta menyerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melakukan negosiasi dengan Din Minimi dan saya pidah ke rumah Din Minimi," kata Sutiyoso, Selasa (29/12). Negosiasi berlangsung cukup lama dan membuat Sutiyoso harus menginap di rumah kediaman orang tua Din.
"Saya tidur bersama mereka dan akhirnya mendapat kesepakatan," ujar Sutiyoso.
Setelah sepakat untuk menyerah, Din menyerahkan 15 pucuk AK-47 dan satu karung peluru.
Sejumlah tuntutan diberikan Din. Di antaranya adalah desakan agar Komisi Pemberantasan Korupsi mengawasi pemerintah daerah setempat.
Selain itu juga, Din dan anak buahnya juga meminta pengampunan atas pelanggaran hukum yang selama ini mereka lakukan.
Sutiyoso mengaku sudah mengontak Presiden Jokowi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dan Ketua Komisi III DPR Aziz Syamsuddin.
"Itu bisa dilakukan karena seperti yang dilakukan pada GAM," ujar Sutiyoso.
Permintaan lain Din adalah meminta agar anak-anak yatim piatu korban konflik GAM dengan pemerintah dirawat negara. Bekas tentara perempuan GAM atau Inong Balee juga diminta Din untuk diperhatikan.
"Mereka juga minta Pilkada dilakukan secara independen," kata Sutiyoso.
Din Minimi merupakan bekas anggota GAM. Ia jadi anggota GAM sejak 1997. Tak cuma Din, empat adiknya juga jadi anggota organisasi separatis itu.
Din kembali mengangkat senjata meski konflik di Aceh telah berakhir sejak 2004 silam.
Ia dituding jadi dalang sejumlah aksi bersenjata di Aceh dalam beberapa tahun ini. Perkara terakhir yang diduga melibatkannya adalah penembakan pada dua anggota intelijen TNI.
Dalam perburuannya, tercatat ada 19 orang anak buahnya yang tertangkap. Sementara enam anak buahnya yang lain ditembak mati saat kontak tembak terjadi.
(sur)