Jakarta, CNN Indonesia -- Suasana belum sepenuhnya kondusif tengah melanda Aceh Singkil akibat peristiwa pembakaran yang terjadi Selasa (13/10). Berdasarkan informasi yang didapat Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) setidaknya ada dua gereja yang terbakar.
Kepala Bidang Humas PGI Jeirry Sumampow mengatakan bahwa satu gereja yang kondisinya masih mencekam adalah Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) yang terletak di Aceh Singkil.
"Suasana di GKPPD tegang dan mencekam karena massa masih berusaha untuk membakar gereja itu," kata Jeirry saat ditemui di kantor PGI, Selasa (13/10).
Tak hanya gereja yang terancam, Jeirry mengatakan bahwa sejumlah orang keselamatannya terancam karena aksi massa tersebut. Jeirry menyebut, pendeta Erde Brutu sebagai salah satu pendeta yang saat ini kondisinya terancam.
"Dia terancam oleh massa dan saat ini masih diusahakan keluar dari gereja," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk gereja yang sudah terlanjur dibakar, adalah Gereja Huriak Kristen Indonesia dan satu lagi adalah Gereja Katolik di Gunung Meria.
Sebagai catatan, pada Selasa (6/10) massa dari Pemuda Peduli Islam (PPI) menggelar unjuk rasa dan mendesak pemerintah daerah segera membongkar gereja yang dituding tidak memiliki izin.
Saat itu, PPI memberikan batas waktu hingga hari ini untuk membongkar dan jika tidak dipenuhi maka mereka akan melakukan pembongkaran sendiri.
Sayangnya saat kesepakatan antara pemerintah daerah dan para tokoh agama di Aceh Singkil telah ditandatangani dan disosialisasikan pada Senin (12/10), peristiwa pembongkaran paksa tetap terjadi hari ini. Namun untuk siapa pelaku pembakaran dan pembongkaran hingga kini belum jelas pelakunya.
"Setidaknya ada dua gereja yang dibakar massa, yaitu HKI dan satu gereja Katolik. Bahkan tindakan intoleran tersebut telah menimbulkan korban meninggal," ujar Eri.
(pit)