Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui bahwa sosialisasi bus-bus feeder Transjakarta kepada masyarakat masih kurang maksimal. Akibatnya banyak warga yang enggan menaiki bus feeder tersebut karena takut dimintai biaya tambahan.
Namun begitu, ada hal lain yang dipermasalahkan sang gubernur terkait dengan kurangnya minat masyarakat dalam menggunakan bus feeder Transjakarta. Hal lain tersebut adalah tak adanya kernet di bus-bus yang beroperasi.
"Harusnya ada kernet kan, kami sudah menghitung tapi kenapa kernetnya dihilangkan," kata Basuki saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/12).
Ahok, sapaan Basuki, pun kembali menyerang PT Transjakarta yang saat ini menjadi pengelola bus-bus feeder tersebut. Menurut Ahok, direksi PT Transjakarta tak memahami manajemen bus makanya kernet malah dihilangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harusnya kernet tetap ada, makanya saya katakan dia (direksi PT Transjakarta) tidak paham," ujarnya.
Terkait dengan langkah ke depan, seharusnya PT Transjakarta mulai memunculkan kembali kernet di bus-bus feeder tersebut. Jika tak ada, pemberitahuan menggunakan berbagai tempelan pun bisa menjadi alternatif tambahan.
"Kan bisa ditempelkan (pemberitahuan) atau apapun, mereka itu tak perlu mencari penumpang jadi apa susahnya," kata Ahok.
Pantauan CNNIndonesia.com sejumlah bus-bus feeder yang merupakan hasil integrasi Kopaja dan PT Transjakarta tersebut sepi peminat. Di halte Monas misalnya, penumpang yang mengantri untuk menaiki Transjakarta jurusan Ragunan-Monas tidak ada yang mau naik bus feeder tersebut.
Masyarakat lebih memilih menunggu bus-bus Transjakarta yang sudah biasa digunakan sehari-hari. Sedangkan bus-bus feeder tampak kosong dan peminatnya hanya sedikit.
Pada Selasa (22/12) lalu 320 bus angkutan umum pengumpan yang diresmikan hari ini akan bertugas "memberi makan" bus-bus Transjakarta. Bus yang dinamakan Transjakarta Feeder tersebut akan "mengaspal" di jalur-jalur yang tidak bisa dilalui oleh bus Transjakarta.
Direktur Utama PT Transjakarta ANS Kosasih menjelaskan bus-bus tersebut akan bertarif sama dengan Transjakarta, yaitu Rp 3500 per penumpang. Tarif tersebut akan sama di manapun penumpang naik.
Khusus untuk rute yang akan dilalui, Kosasih menjelaskan belum ada penetapan resmi terkait hal tersebut. Alasannya adalah karena penentuan rute harus dibicarakan lebih lanjut dan difinalisasi dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta.
Namun begitu, Kosasih mengatakan pihaknya telah menawarkan lima rute yang nantinya akan dilalui oleh bus-bus tersebut.
"Rute pertama ada Monas-PIK, kedua Ragunan-Monas, ketiga Ragunan-Dukuh Atas, keempat Lebak Bulus-Senen via Stasiun Cikini, dan terakhir Blok M-Manggarai via Stasiun Manggarai," kata Kosasih.
(bag)