Polri: OPM Penyerbu Polsek Sinak Dipimpin Y dan TG

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Rabu, 30 Des 2015 16:54 WIB
Pelaku penyerangan berjumlah 25 orang yang berasal dari Organisasi Papua Merdeka. Mereka kini dalam pengejaran tim khusus yang dibentuk Mabes Polri.
Ilustrasi penembakan. (Thinkstock/AlexaCramer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan mengatakan, dua pemimpin penyerangan Polsek Sinak, Puncak Jaya, Papua berinisial Y dan TG. Mereka adalah dua pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Sudah teridentifikasi kelompoknya yaitu dari kelompok OPM yang dipimpin oleh Y dan TG," kata Anton di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (30/12).

Untuk mengejar para pelaku penyerbuan, tim khusus telah dibentuk. Diperkirakan, pelakunya berjumlah 25 orang.

Hari Minggu lalu, Polsek Sinak diserbu kelompok bersenjata. Akibat serangan ini, tiga orang polisi tewas yakni Brigadir Satu Ridho, Brigadir Dua Arman, dan Brigadir Dua Ilham. Sementara dua polisi lainnya mengalami luka-luka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, aksi penyerangan ini disebabkan oleh kelalaian petugas yang berjaga di Polsek tersebut. Mereka dinilai tidak mematuhi standar operasi prosedur. Menurut Badrodin, para gerilyawan selalu mencari kelengahan pihak lawan.

"Namanya juga gerilya, cari kelengahan. Siapa yang lengah itu yang jadi sasaran mereka," kata Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.

Badrodin mengatakan, siapapun bisa menjadi sasaran penyerangan tersebut, baik TNI, Polri, maupun masyarakat. Semua itu tergantung kebutuhan para gerilyawan.

Karena itu, Badrodin mengimbau kepada seluruh jajarannya yang bertugas di Papua agar taat pada standar operasional prosedur. Polisi yang bertugas di Papua, tambahnya, memiliki resiko yang cukup tinggi.

Penyerangan diduga dibantu oleh seorang yang selama ini sehari-hari bekerja di Polsek itu berinisial DK. Selama empat tahun DK bekerja di Polsek Sinak.

Polisi menduga, DK membukakan pintu belakang Polsek untuk kelompok bersenjata tersebut. Lima anggota polsek yang jadi korban saat itu tengah menonton televisi di ruang jaga.

"Pada saat situasi kritis dia (DK) bisa terpengaruhi sehingga bisa berbalik arah, bisa berkhianat. Ini suatu pelajaran bagi anggota Polri jadi harus berhati-hati memanfaatkan TBO (tim bantuan operasi) di sana," kata Badrodin. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER