Jakarta, CNN Indonesia -- Dua perwira tinggi Polri yang pernah jadi Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim diperbantukan ke Badan Narkotika Nasional. Brigadir Jenderal Arman Depari dan Brigadir Jenderal Anjan Pramuka Putra bakal menjadi anak buah Komisaris Jenderal Budi Waseso di BNN.
Masuknya dua jenderal tersebut ke BNN diketahui setelah Telegram Rahasia Kapolri awal tahun ini terbit.
Jabatan terakhir Arman adalah Kapolda Kepulauan Riau. Sebelumnya jadi orang nomor satu di Polda Kepri, Arman adalah Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Polri.
Sementara Anjan pernah jadi wakil Arman di Direktorat Narkoba. Saat Arman dipromosikan jadi Kapolda, Anjan naik jabatan menjadi Direktur IV Bareskrim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersamaan dengan mutasi terhadap Arman dan Anjan, dua perwira tinggi Polri yang selama ditugaskan di BNN juga ditarik kembali ke Mabes Polri,
Keduanya adalah Inspektur Jenderal Deddy Fauzi Elhakim dan Brigadir Jendera Agus Andrianto.
Deddy selama ini adalah Deputi Pemberantasan BNN. Sementara Agus adalah Direktur Prosekusor dan Psikotropika.
Dalam Telegram Rahasia bernomor ST/2718/XII/2015 dan ST/2719/XII2015 tertanggal 31 Desember 2015 tersebut, Deddy ditugaskan untuk menjadi Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Ekonomi. Sementara Agus akan mengisi posisi Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri yang ditinggalkan Brigadir Jenderal Carlo Brix Tewu.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane menyoroti perubahan menonjol di BNN. Menurutnya Polri dan BNN hendak meningkatkan pemberantasan narkotik pada tahun 2016.
"IPW berharap ke depan Polri dapat lebih serius lagi dalam melakukan pemberantasan narkoba dan mengungkap kasus-kasus korupsi. Mutasi kali ini diharapkan mampu merealisasikan agar Polri makin bekerja cepat dan agresif," kata Neta.
(sur)