Temui MUI, Jokowi Bahas Konflik Arab Saudi dan Iran

Resty Armenia | CNN Indonesia
Selasa, 05 Jan 2016 12:46 WIB
Peran Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim memiliki posisi strategis dalam menengahi konflik yang terjadi.
Protes Eksekusi Muslim Syi'ah. (REUTERS/Rebecca Cook)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin mengungkapkan, jajaran pengurus lembaganya dan Presiden Joko Widodo membahas soal konflik antara Arab Saudi dan Iran.

Ma'ruf menuturkan, pihaknya menyampaikan beberapa usulan terkait konflik kedua negara Timur Tengah itu, misalnya peran Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim memiliki posisi strategis dalam menengahi konflik yang terjadi.

"Presiden menyambut baik bahwa Indonesia sedang melakukan upaya-upaya diplomasi dan menerima permintaan banyak pihak dari negara-negara yang berkonflik itu. Tapi beliau menyadari konflik Iran dan Arab itu cukup pelik," ujar Ma'ruf di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (5/1).
Menurut Presiden, imbuh Ma'ruf, ada berbagai masalah yang menyulut konflik antara Arab Saudi dan Iran, di antaranya perbedaan pemikiran dan akidah, yakni Sunni dan Syiah; masalah ekonomi; masalah minyak; dan masalah lain yang berkaitan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di belakangnya juga ada Amerika Serikat dan Rusia, sehingga tidak mudah. Tapi Indonesia memainkan perannya dan semoga akan berhasil," katanya.
Sementara MUI sendiri, papar Ma'ruf, melihat konflik itu sudah dalam tahap sangat mengkhawatirkan yang bisa memicu perang yang lebih luas, karena Iran memiliki banyak sekutu, seperti Irak, Libanon, dan Syria. Sedangkan Arab Saudi beraliansi dengan negara-negara teluk.

"Menurut hemat kami, Indonesia punya peran dan potensi untuk bisa meredakan konflik, karena Indonesia netral dan disegani. Selain itu, Indonesia negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Beliau (Presiden) diajak masuk ke salah satu aliansi, tapi Beliau tidak mau, maunya netral. Dan upaya-upaya diplomasi sudah dimulai, bahkan mau ada konferensi di sini. Kelihatannya beliau serius sekali mendamaikan itu," ujarnya.

Konflik terjadi antara Arab Saudi dan Iran akibat eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr. Nimr tidak masuk dalam daftar teratas ulama Syiah di Arab Saudi. Namun, eksekusi matinya oleh Saudi menyebabkan krisis regional, memantik kecaman Irak, Iran, dan pejabat senior PBB.

Eksekusi Nimr juga memicu penyerbuan warga Iran ke kantor Kedutaan Besar Saudi di Teheran pada Minggu (3/1). Massa mencoba merangsek masuk gedung, menghancurkan furnitur dan memantik api, sebelum akhirnya berhasil dibubarkan polisi. Saudi kemudian langsung memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran. (bag)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER