Akbar Tandjung Tak Setuju Setya Novanto Pimpin Fraksi Golkar

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Jumat, 08 Jan 2016 08:35 WIB
Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Munas Bali, Akbar Tandjung, menyebut lebih baik Bambang Soesatyo yang jadi Ketua Fraksi, sebab Setya masih bermasalah.
Akbar Tandjung menolak Setya Novanto sebagai Ketua Fraksi Golkar. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar hasil Munas Riau dan Bali, Akbar Tandjung, tak setuju dengan penunjukan Setya Novanto sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar. Sebab, Setya diniliai masih memiliki masalah yang belum terselesaikan.

Penunjukan Setya menjadi Ketua Fraksi Golkar, ujar Akbar, juga tidak dikomunikasikan lebih dulu oleh Ketua Umum Munas Bali Aburizal Bakrie ke Dewan Pertimbangan Golkar, berbeda dengan ketika Aburizal berkonsultasi kepadanya perihal penunjukan Ade Komarudin menjadi Ketua DPR.

"Pergantian ini sepenuhnya atas penunjukan Aburizal. Saat saya dialog dengan Aburizal soal pengisian jabatan Ketua DPR, kesepakatannya Ade Komarudin. Tapi khusus soal ketua fraksi tidak ada diskusi," kata Akbar.
Akbar menilai, penunjukan Setya tidak pantas lantaran jeratan kasus yang masih menimpanya. Setelah proses politik di Mahkamah Kehormatan Dewan yang menyebabkan Setya mundur dari Ketua DPR, dia kini harus menghadapi proses hukum di Kejaksaan Agung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau seandainya Aburizal meminta pendapat saya, pastilah di benak saya tentu bukan Setya Novanto karena dia masih bermasalah. Tapi dia (Aburizal) memutuskan sendiri, saya tak bisa berbuat apa-apa," ujar Akbar.

Akbar menjelaskan mekanisme pergantian pimpinan fraksi di Partai Golkar mengacu pada tiga ketentuan. Pertama, perintah ketua umum. Kedua, masukan, saran, dan pendapat dari para anggota fraksi. Ketiga, melihat dari prestasi, dedikasi, rekam jejak, loyalitas dan perbuatan tidak tercela.
Menurut Akbar, masih banyak sosok nama lain yang lebih pantas mengisi kursi Ketua Fraksi Partai Golkar seperti Bambang Soesatyo yang menjabat sebagai Sekretaris dan Firman Soebagyo sebagai Wakil Ketua Fraksi.

"Bambang Soesatyo sudah punya pengalaman dan selama ini aktif di fraksi. Pilih saja yang selama ini aktif di fraksi," kata Akbar.

Penunjukan Setya menjadi Ketua Fraksi Golkar dan pergantian susunan pengurus fraksi turut mendapat perhatian dari Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Munas Bali Indra Bambang Utoyo. Indra mengaku prihatin kini konflik Golkar merembet ke parlemen dan justru terjadi di sesama kubu Bali.

"Tadinya saya berpikir karena saya di kubu Bali, setelah pencabutan Surat Keputusan Munas Ancol, mungkin tensi konflik akan menurun. Ternyata kami menemui di fraksi ribut-ribut lagi, dan itu antarkubu Bali," kata Indra.
Sebelumnya, beredar surat penetapan pengurus Fraksi Golkar kepada pimpinan DPR. Meski Setya belum resmi menjabat Ketua Fraksi, surat bernomor SJ 00.686/FPG/DPR RI/2016 tertanggal 4 Januari ini memuat susunan Fraksi Partai Golkar yang baru.

"Menunjuk Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya Nomor KEP-68/DPP/GOLKAR XII/2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Penggantian Pimpinan Fraksi Partai Golongan Karya DPR RI yang telah ditetapkan oleh DPP Partai Golkar," demikian bunyi surat yang beredar di parlemen, Jakarta, Rabu (6/1).

Dalam surat tersebut disebutkan Ketua Fraksi dijabat Setya Novanto, Sekretaris Fraksi Aziz Syamsuddin, dan Bendahara Fraksi Robert Joppy Kardinal. Sementara Ketua Badan Anggaran dijabat Kahar Muzakir. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER