Jakarta, CNN Indonesia -- Situs resmi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang beralamat di gafatar.org kini tak bisa lagi diakses di tengah sorotan publik atas organisasi yang diduga berada di balik hilangnya sejumlah orang di berbagai daerah.
Situs Gafatar tak bisa diakses sejak semalam, padahal Selasa sore situs tersebut masih dapat dibuka seperti biasa. Hal ini terjadi bukan hanya pada situs Gafatar pusat, tapi juga situs Gafatar daerah, antara lain gafatarsumbar.co.id, gafatarjateng.co.id, dan gafatarkalteng.org.
Kendati demikian, akun Twitter @Gafatar masih bisa diakses. Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, akun ini memiliki pengikut lebih dari 2.432 dan sudah melakukan 3.599 cuitan, dengan cuitan terakhir pada 8 Januari 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila menilik lini masa akun tersebut, Gafatar terlihat seperti organisasi sosial biasa. Dalam bio akun Twitter-nya, tertulis "Bertekad untuk menjadikan Nusantara sebagai mercusuar dunia dan menjadi bangsa yang damai sejahtera."
Organisasi ini juga kerap melakukan audiensi dan kunjungan ke pemerintah provinsi dan kabupaten. Salah satunya audiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Gafatar juga menyatakan pernah melakukan kunjungan ke MPR dan melakukan aksi sosial dengan eks Menteri Sosial Salim Segaf al Jufri di posko pengungsian Gunung Kelud, Jawa Timur.
Akun Twitter @Gafatar kerap menyampaikan visi dan misi organisasi tersebut. Lewat akun ini, Gafatar menyampaikan mereka bukan membawa misi agama, suku, ras, atau golongan tertentu, tetapi membawa misi kebangkitan bangsa. Nilai-nilai Pancasila juga kerap disinggung akun ini.
"Kami Gerakan Fajar Nusantara siap menjadi manusia yang tunduk patuh kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan jalan kebenaran yang termaktub dalam Pancasila," tulis @Gafatar pada 25 Desember 2014.
Selain itu, Gafatar menyatakan siap melahirkan kader-kader pemimpin bangsa yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Akun @Gafatar juga menyebarkan informasi terkait kegiatan sosial yang dilakukan seperti donor darah, kerja bakti, pelatihan, dan berbagai penyuluhan sosial.
Gafatar mulai ramai diperbincangkan setelah hilangnya dokter Rica Tri Handayani dan anak balitanya Zafran Alif Wicaksono. Polisi menduga Rica bergabung kembali dengan Gafatar. Rica memang tercatat sebagai mantan aktivis Gafatar.
Kepolisian juga mengatakan kerap menerima laporan masyarakat yang merasa terganggu oleh organisasi tersebut.
Saat ini polisi sedang mendalami titik persebaran organisasi itu dan siapa saja tokoh-tokohnya. Mabes Polri menyatakan Gafatar telah tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Gafatar disebut polisi sebagai sempalan organisasi pimpinan Ahmad Musadeq, orang yang mengaku nabi baru setelah Nabi Muhammad. Majelis Ulama Indonesia pun telah menyatakan Gafatar sesat.
Ajaran Gafatar yang dinilai menyimpang salah satunya yaitu muslim tidak perlu salat dan puasa, yang terpenting adalah berbuat baik kepada sesama. Oleh sebab itu aktivitas Gafatar lebih banyak bersifat sosial dan kegiatan amal.
Gafatar juga disebut berusaha menyatukan semua agama dan mempermudah ritual ibadah. Praktik seperti ini, kata polisi, dianggap menarik oleh orang-orang yang tidak ingin rumit.
(agk)