Jakarta, CNN Indonesia -- TNI Angkatan Laut membeberkan kronologi penganiayaan seorang anggota Marinir terhadap T, bocah Sekolah Dasar, yang terjadi hari Minggu kemarin.
Peristiwa bermula sekitar pukul 11.00 WIB saat anggota Marinir itu sedang menjemur burung peliharaannya. Tak berapa lama, T melintas dan mengambil burung itu.
“Setelah berhasil mengambil burung, T kemudian lari tapi terjatuh. Burung tersebut lepas. T lalu ditangkap oleh pemilik burung dan dibawa ke pos jaga Marinir. Di pos jaga itulah terjadi insiden pemukulan,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Zainudin, Rabu (13/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kompleks tersebut, ujar Zainudin, rupanya telah berulang kali terjadi kasus pencurian burung yang membuat kesal para penghuni.
T kini dirawat di Rumah Sakit Prikasih, Pondok Labu, Jakarta Selatan, akibat pemukulan yang ia alamai. T mengalami luka-luka di punggung dan kepala.
Zainudin mengatakan reaksi anggotanya terhadap T memang berlebihan. “Saat ini sedang dilakukan investigasi. Anggota kami akan mendapat sanksi,” kata dia.
Sore di hari yang sama dengan peristiwa tersebut, perwakilan TNI AL menemui keluarga T. Disepakati TNI AL akan menanggung biaya pengobatan dan perawatan T di rumah sakit.
Atas insiden ini, TNI AL mengutarakan penyesalannya. “Saya atas nama TNI AL memohon maaf. Kami mengakui tindakan anggota kami berlebihan,” kata Zainudin.
Versi berbeda dari kejadian itu dikemukakan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Menurut KPAI, tak hanya T yang menjadi korban, tapi juga temannya M. Keduanya masing-masing berumur 12 dan 14 tahun.
Sekretaris KPAI Rita Pranawati menyatakan orang tua T dan M menyatakan anak mereka hanya bermain layang-layang, bukan mencuri burung. KPAI menyebut T dan M menjadi korban salah pukul.
Saat T dan M dipukuli, salah seorang ayah korban melihat peristiwa itu, namun tak berdaya karena dia pun mendapat sabetan dan pukulan.
(antara)