Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) baru saja menggelar pertemuan dengan operator angkutan perkotaan Koperasi Wahana Kalpika (KWK) pagi tadi, Kamis (14/1).
Dalam pertemuan tersebut, Ahok menjelaskan bahwa ada kemungkinan KWK akan bernasib sama dengan Metromini.
Nasib yang Ahok singgung adalah KWK berpotensi mengalami kebangkrutan jika enggan bergabung dengan PT Transjakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bus kami makin banyak dan anda (KWK) pasti tersingkir," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (14/1).
Ahok mengatakan operator KWK bisa saja bergabung dengan PT Transjakarta dan harus bisa mengadakan bus berukuran besar.
Jika mereka bisa mengadakan bus besar maka mobil-mobil kecil bisa digunakan di jalan-jalan inspeksi.
Namun jika KWK enggan bergabung dengan PT Transjakarta, Ahok berencana untuk tak memperbolehkan operasional armada KWK tersebut.
"Saya sudah berbaik hati, jika anda tak mau ikut nanti Anda sendiri akan bangkrut," katanya.
Ahok menjelaskan bahwa eksistensi KWK di Jakarta sudah sangat tak terkendali, padahal armada KWK seharusnya beroperasi sebagai feeder luar kota ataupun angkutan perumahan.
Namun faktanya, 50 persen trayek KWK sudah ke mana-mana bahkan kondisi armadanya pun sudah tidak karuan.
Data yang dipegang Ahok saat ini mengungkap fakta bahwa 70 persen armada KWK sudah berusia di atas 10 tahun. Padahal aturan yang berlaku kendaraan umum harus diremajakan jika usianya sudah 10 tahun.
Pihak KWK dikabarkan siap untuk meremajakan armadanya yang sudah berusia di atas 10 tahun. Namun mereka meminta waktu tiga tahun untuk mempersiapkan peremajaan.
Hanya saja, Ahok tampaknya tak setuju dengan permintaan tersebut dan menetapkan satu tahun sebagai batas peremajaan yang harus dilakukan KWK.
"Setahun ini bukan berarti saya diam saja, jika mereka berhenti sembarangan atau KIRnya tak beres tetap akan kami sikat," ujarnya.
(utd)