Luhut: Ada Teroris Thamrin yang Baru Kembali dari Suriah

CNN Indonesia
Jumat, 15 Jan 2016 17:54 WIB
Menkopolhukam menjelaskan nama-nama pelaku penyerangan sebenarnya sudah diprediksi. Namun, pemerintah tidak bisa mengetahui kapan penyerangan dilakukan.
Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan. (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan teroris yang melancarkan serangan pengeboman dan penembakan di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat ada yang menjadi bagian dari 100 warga negara Indonesia (WNI) yang kembali dari Suriah pada November 2015 lalu.

"Ada bagian (100 WNI yang kembali dari Suriah) itu," ujar Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (15/1).
Luhut menyampaikan, nama-nama pelaku penyerangan tersebut sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya olehnya. Hal itu dikarenakan ada di antara mereka yang pernah ditahan sebelum akhirnya dilepaskan.

"Ada di antara mereka itu yang sudah pernah ditahan, dilepaskan, dan ikut bom bunuh diri," katanya.
Meski sudah memprediksi nama-nama tersebut, Luhut mengaku tidak bisa mencegah operasi teroris tersebut karena intelijen secanggih apapun akan sulit menduga pikiran dan niat seseorang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi yang tidak bisa kami duga adalah kapan, di mana, dan bagaimana mereka melakukan," ujarnya.

Luhut lantas menjelaskan perbedaan antara operasi teroris dan operasi militer. Menurutnya, operasi militer menggunakan peralatan-peralatan komunikasi atau gerakan-gerakan lebih besar, sehingga lebih gampang atau peluang untuk memonitor lebih besar.

"Tapi kalau gerakan lima orang tanpa alat komunikasi, hanya dengan kurir, itu sungguh sulit untuk melakukan operasinya. Israel misalnya, tidak pernah bisa menduga kapan rakyatnya dibunuh. Atau peristiwa di Paris, mereka pakai telegram, sehingga tidak bisa diketahui kapan mereka bermain," katanya.
Untuk mencegah makin masifnya gerakan radikal, Luhut menyebut bahwa pemerintah telah berupaya untuk melakukan program deradikalisasi. Namun, ia sadar bahwa menghilangkan ideologi dari pikiran seseorang bukanlah perkara yang mudah.

"Oleh karena itu, kemarin juga saya ingin mengimbau teman-teman pengamat, jangan bikin gaduh. Jangan terus disebarkan berita-berita yang enggak benar jadi bikin gaduh. Jadi, dengarkanlah berita dari pemerintah karena pemerintah akan memberikan semua itu," ujarnya.
Pada akhir November lalu, Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso mengumumkan bahwa ada 100 orang lebih WNI yang kembali ke Indonesia setelah sebelumnya ikut bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ia pun meminta agar warga memonitor kegiatan seratusan orang tersebut dan waspada terhadap gerak-gerik mencurigakan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER