Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Donald Bobiash mendatangi Rumah Sakit Kepolisian Pusat R.S. Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, untuk mengecek keberadaan warganya yang menjadi korban teror dan peledakan di Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin.
Donald datang ke RS Polri didampingi Kepala Bidang Dokter Polisi Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri, Komisaris Besar Anton Castilani.
"Saya ingin ucapkan terimakasih, pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan Kedutaan Besar Kanada, terima kasih," ujar Donald singkat kepada awak media di rumah sakit, Jumat (14/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditemui usai mendampingi Donald, Anton mengatakan, pihaknya tengah meminta data korban terhadap pihak Kedutaan Besar atau otoritas Kanada, termasuk sidik jari, dan Deoxyribonucleic Acid (DNA).
"Ya jadi ada data sidik jari yang kami minta, kemudian yang kedua data record, yang ketiga kalau mereka bisa mengasih sampel DNA," ucap Anton.
Hingga kini, menurut Anton, kepolisian hanya berpegang pada identitas yang dimiliki warga negara asing (WNA) itu. Dia juga telah meminta data dari pihak kedutaan untuk dapat mengetahui pihak keluarganya.
"Kami minta data dari Kedubes tentang keluargannya. Sampai saat ini belum tahu keluargannya di mana," kata Anton.
Anton sebelumnya sempat mengatakan, proses pengumpulan post mortem terhadap tujuh jenazah korban ledakan di Thamrin, kemarin, akan rampung dalam dua hari ke depan. "Mudah-mudahan (selesai) dalam satu sampai dua hari ke depan," kata Anton.
Saat ini, Anton mengatakan proses identifikasi post mortem terhadap enam dari tujuh jenazah yang berada di RS Polri, sudah dianggap cukup. Sementara, satu jenazah masih menunggu data ante-mortem yang lebih akurat dari pihak keluarga.
Untuk itu, Anton berharap jika ada dari pihak keluarga yang merasa kehilangan anggotanya, segera melapor agar proses identifikasi dapat segera terselesaikan.
"Kebetulan tujuh ini sebagian besar sudah kita dapatkan pembandingnya khususnya melalui sidik jari, namun masih ada satu yang kita tunggu data ante-mortemnya," kata Anton.
(meg)