Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal menyatakan ada empat jenazah yang dipastikan sebagai pelaku teror di Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1). Hal tersebut berdasarkan hasil identifikasi tim
Disaster Victim Identification (DVI) yang didukung oleh basis data yang dimiliki Kepolisian.
"Muhammad Ali yang lahir pada 1976 dan Afif alias Sunakin diduga pelaku, tapi tanggal lahirnya belum ada diduga pelaku ditemukan di halaman Starbucks," ujar Iqbal dalam keterangan pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (16/1).
Iqbal menyampaikan dua nama lain yang diduga pelaku adalah Dian Joni Kurniadi kelahiran 1990 yang ditemukan tewas di Pos Polisi Lalu Lintas Sarinah dan Ahmad Muhazan Bin Saron kelahiran 1990 yang ditemukan di dalam Starbucks Cafe.
"Namun, untuk Sugito kelahiran 1973 belum bisa dipastikan sebagai pelaku atau bukan," ujar Iqbal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan polisi belum memastikan Sugito sebagai terduga pelaku lantaran nama Sugito ditemukan dalam basis data teroris milik Kepolisian dan data sipil yang dilaporkan kepada polisi saat proses identifikasi berlangsung.
"Jadi sementara empat diduga pelaku satu masih kami selidiki," ujar Iqbal.
Namun, Iqbal mengungkapkan sejak terjadinya peristiwa teror di Thamrin, polisi telah melakukan penggeledahan di rumah empat terduga pelaku tersebut. Selain itu, polisi juga telah melakukan penangkapan terhadap terduga teroris di beberapa lokasi di Indonesia.
"Kami membenarkan tim gabungan sudah melakukan pengeledahan dan melakukan penyitaan terkait dengan teror bom di Sarinah. Kami tidak bisa sebutkan berapa jumlah orang yang diamankan. Nanti mengganggu penyelidikan," ujar Iqbal.
Iqbal enggan menyampaikan secara detil latar belakang para pelaku tersebut. Iqbal beralasan, selain menggangu penyelidikan, data-data tersebut juga bisa disalahgunakan atau dimanfaatkan oleh para pelaku teror yang masih ada di Indonesia.
Sementara itu, Iqbal kembali menyampaikan bahwa dua jenazah lain dipastikan warga sipil yang menjadi korban teror di Thamrin, yaitu Amer Auali Taher, pria asal Kanada yang telah berusia 70 tahun dan Rico Hermawan, warga Jakarta berusia 31 tahun.
"Kami punya bukti CCTV adalah warga Jakarta yang bersama teman kami (Polisi Lantas Pospol Sarinah) menuju ke Pospol. Kemungkinan dibawa saat itu karena Rico melakukan pelanggaran. Sementara Amer ditembak oleh pelaku di depan Starbucks," ujar Iqbal.
Sebelumnya, polisi menyampaikan ada lima diduga pelaku teror yang berhasil dilumpuhkan setelah melancarkan aksi berupa peledakan dan penembakan secara membabi-buta di kawasan Thamrin.
(utd)