Komisi Agama DPR: Kemenag dan Polri Lemah Koordinasi

Basuki Rahmat N | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Jan 2016 23:37 WIB
Pernyataan Menteri Agama bahwa belum mengetahui pasti soal keberadaan ISIS di Indonesia menunjukkan koordinasi di antara lembaga sangat kurang.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal (kiri) dan Kabid Dokes Polda Metro Jaya Kombes Musyafak (kanan) menunjukan foto korban dan terduga pelaku penyerangan bom di Sarinah Thamrin, Jakarta, Sabtu, 16 Januari 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat yang membidangi agama menyoroti sangat lemahnya koordinasi antara Kementerian Agama dan Kepolisian RI dalam bekerja sama mencegah  dan memberantas bahaya terorisme di masyarakat.

Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay menyatakan pernyataan Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin bahwa belum mengetahui pasti soal keberadaan kelompok ISIS di Indonesia menunjukkan koordinasi di antara lembaga terkait sangat kurang.

“Kalau begitu tidak ada koordinasi namanya antara Kemenag dan Polri selama ini, bahkan mungkin dengan Badan Nasional Penanggulan Terorisme,” ujar Saleh kepada CNN Indonesia.com, Sabtu (16/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Politikus Partai Amanat Nasional itu menekankan bahwa koordinasi sangat penting. Kemenag harus mengetahui semua hal yang berkaitan dengan masalah terorisme, termasuk dalam kasus serangan teror di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta, Kamis lalu.

“Kemenag itu tugasnya membina umat dan mempunyai jaringan sampai tingkat kecamatan yaitu kantor urusan agama. Itu yang harus dimanfaatkan. Kemenag juga dapat masuk ke masjid-masjid untuk menangkal bahaya terorisme,” tutur Saleh.

Komisi VIII DPR, kata Saleh, menuntut Kemenag melakukan koordinasi yang intensif dengan pihak kepolisian dan BNPT. “Harus bertemu dan dibicarakan secara khusus masalah terorisme dan kelompok-kelompok radikal, termasuk soal gerakan ISIS,” kata bekas Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah ini.

Selain itu Saleh juga meminta masyarakat untuk berperan aktif dalam mencegah meluasnya ajaran-ajaran atau gerakan radikal. “Awasi lingkungan masing-masing. Cepat laporkan ke polisi kalau ada yang mencurigakan,” ucapnya.

Dia menambahkan, pengawasan di dalam keluarga juga harus benar-benar diperhatikan. “Jangan seperti kasus terduga teroris yang di Thamrin itu, pihak keluarganya, istrinya sampai tidak tahu sama sekali,” kata dia. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER