Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bengkulu Taufik mengakui kota itu juga memiliki potensi menjadi tempat persembunyian teroris dan tempat membangun jaringan.
"Itu karena daerah kita aman," kata Kepala Kesbangpol Kota Bengkulu, Taufik di Bengkulu,seperti dilansir Antara, Minggu (17/1).
Wilayah Bengkulu boleh saja aman. Namun, menurut Taufik masyarakat di wilayahnya tidak peka terhadap kelompok maupun jaringan yang mencurigakan. Ia berharap warga tidak terlena dengan hal ini. "Kita berharap masyarakat tidak membiarkan. Melaporkan adanya orang atau kelompok yang mencurigakan," katanya.
Taufik mengakui beberapa bulan yang lalu ada kelompok yang menamakan diri Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar membangun jaringan di Bengkulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi sudah dua bulan ini kami tidak melihat ada aktivitas," ucapnya.
Jumlah pengikut kelompok tersebut kata Taufik, mencapai ratusan orang. Kelompok tersebut sudah tidak beraktivitas sejak Desember 2015, pengikutnya atau jemaah Gafatar juga tidak terlihat di Kota Bengkulu.
"Kita belum memberikan cap pengajian Gafatar sesat, tetapi jika dari unsur lokasi, kegiatan mereka janggal," kata Taufik.
Pemerintah Kota Bengkulu secara intensif mengawasi Gafatar karena mereka menggelar semacam kegiatan pengajian di rumah sewa.
"Kalau memang pengajian sesuai kegiatan keagamaan, ya dilaksanakan di gereja, masjid atau kuil," ujarnya.
Melihat kejadian Gafatar tersebut, potensi jaringan teroris bisa berkembang atau membangun jaringan di Kota Bengkulu. Oleh karena itu Kesbangpol setempat meminta masyarakat proaktif mengawasi lingkungan tempat tinggal.
"Kita aktifkan lagi poskamling, jangan sampai kejadian di Jakarta, tragedi Sarinah terjadi di Bengkulu, atau Bengkulu menjadi tempat persembunyian," kata Taufik.
(antara)