Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan menggelar apel di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (17/1). Pada forum tersebut, menyepakati komitmen dan seruan tentang kebhinekaan, nasionalisme serta perang terhadap radikalisme.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siradj, menilai apel kebhinekaan lintas iman perlu diadakan karena Indonesia saat ini sedang darurat radilkalisme dan terorisme.
Bersama para pimpinan ormas dan lembaga keagamaan, Said menyatakan radikalisme yang ditunjukkan kelompok Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) harus diperangi karena bertentangan dengan nilai-nilai yang dikandung Pancasila, seperti ketuhanan dan kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka berbahaya. Mereka sudah mempunyai agenda yang masif di Indonesia," ujarnya.
Ditemui pada kesempatan serupa, Menteri Agama Lukam Hakim Saifuddin berkata, apel kebhinekaan merupakan salah satu cara mempertahanankan kebersamaan dalam perbedaan.
"Apel ini diperlukan untuk menyadarkan warga negara bahwa bangsa Indonesia pada hakekatnya beragam dan majemuk. Perbedaan itulah yang dibungkus dalam kebhinekaan," tuturnya.
Pada pidatonya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan aksi terorisme yang berdalih agama dapat berujung pada perpecahan antara warga negara. Namun, dengan kebersamaan yang kuat, Ryamizard yakin disintegrasi tersebut tidak akan terjadi.
"Kebersamaan 250 juta penduduk adalah kekuatan maha dashyat yang tidak akan mampu dilawan, apalagi hanya sebuah teror kecil seperti kemarin," katanya.
Para pimpinan lembaga seperti Konferensi Wali Gereja, Persatuan Gereja-gereja di Indonesia, Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia dan Parisada Hindu Dharma Indonesia mendesak pemerintah untuk segera menginisiasi sebuah peraturan yang secara antisipatif dapat membendung radikalisme dan terorisme.
Mereka juga meminta pemerintah segera membubarkan organisasi radikal dan yang kegiatannya menjurus pada aksi terorisme.
Penindakan cepat dan tegas terhadap pelaku teror serta deradikalisasi secara masif, terencana dan terarah merupakan dua permintaan mereka lainnya.
(bag)