Polisi Dalami Dugaan Makar di Gafatar

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Senin, 25 Jan 2016 15:09 WIB
Di kamp Gafatar di Mempawah, Kalbar ditemukan dokumen mirip kartu keluarga serta pernyataan untuk tunduk pada hukum yang berlaku di kelompok tersebut.
Polisi mendalami adanya dugaan tindak pidana makar di Gafatar. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri sedang mendalami kemungkinan adanya tindak pidana makar oleh Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Dugaan ini muncul lantaran ditemukan dokumen mirip dokumen kependudukan di kamp Gafatar di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Dugaan ini masih sebatas didalami lantara polisi masih fokus pada pemulangan ribuangan anggota organisasi ini. "Saat ini kami masih fokus pada pemulangan warga ke daerah masing-masing. Soal tindak pidana, masih kami dalami," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Suharsono di kantornya, Jakarta, Senin (25/1).

Selain dokumen mirip kartu keluarga, di kamp Gafatar juga ditemukan pernyataan janji-janji yang menyatakan setiap anggotanya akan tunduk pada hukum dan perundangan dalam kelompok tersebut.

Bukan hanya soal dugaan makar, polisi juga menyelidiki tindak pidana pengrusakan dan pembakaran tempat tinggal pengikut Gafatar oleh warga Mempawah. Warga meminta para anggota kelompok tersebut untuk hengkang dari wilayah Mempawah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini barang bukti mulai dipilah, dilakukan pendalaman dan pendataan mengenai pihak-pihak yang terlibat," kata Suharsono.

Hal tersebut juga berlaku untuk dugaan keterlibatan Ahmad Musadeq di balik kelompok tersebut. Musadeq adalah bekas terpidana yang pernah mengaku sebagai nabi bagi pengikut Al Qiyaddah Al Islamiyah.

"Tim penyelidik berjalan tentu fakta hukum yang diutamakan. Apa keterlibatannya," kata Suharsono.

Para anggota Gafatar dievakuasi dari tempat tinggal mereka di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, karena menjadi target amuk massa. Permukiman mereka di Mempawah dibakar.

Kebanyakan anggota Gafatar yang bermukim di Mempawah itu berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Jumlah mereka lebih dari 2 ribu. Kini mereka dipulangkan dengan kapal perang dan pesawat terbang.

Ketua Komisi Agama DPR Saleh Daulay mendorong pemerintah untuk menelusuri siapa dalang yang berperan di balik gerakan tersebut.

"Petingginya harus diamankan dulu, lalu akan bisa ditelusuri apakah dia akan membentuk agama baru atau bahkan negara baru," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Bila dalang sudah ditemukan, kata Saleh, bisa dilihat apa yang menjadi tujuan organisasi itu. Dengan demikian masyarakat tidak akan lagi menyalahkan seluruh organisasi tersebut, tapi hanya petingginya.

"Karena Gafatar ini modus perekrutannya aneh. Pengikut langsung ikut begitu saja, seperti dicuci otak," kata Saleh.

Sejauh ini, kata dia, pemerintah masih berfokus pada pemulangan para pengikut Gafatar yang diusir warga. Belum ada tanda-tanda pemerintah akan serius mengungkap siapa dalang gerakan tersebut. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER