Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan jajarannya tak tertarik dengan kursi menteri di Kabinet Kerja. Dia menegaskan partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono ini tetap menjadi partai penyeimbang.
"Tidak tertarik. Iya, kami tidak bergeming. Jangan digoda-goda," ujar Hinca Panjaitan di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (28/1).
Hal itu disampaikannya menyikapi semakin banyaknya partai yang mendukung pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Dukungan ke pemerintahan pun kerap dikaitkan dengan pemberian kursi menteri di Kabinet Kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hinca mengingatkan, Partai Demokrat sempat berkuasa di Indonesia selama satu dekade. Di pemerintahan Jokowi-JK, Hinca mengungkapkan Partai Demokrat akan fokus pada konsolidasi internal dan persiapan pemilihan kepala daerah.
Meski jadi penyeimbang, Partai Demokrat tidak akan menjegal kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap pro rakyat. "Ibarat naik bus. Kalau aman kami dukung. Kalau tidak aman, akan kami ingatkan," katanya.
Dalam pemilihan presiden 2014 lalu, 10 partai politik terpecah menjadi dua koalisi. PDIP, PKB, NasDem dan Hanura bergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat mendukung pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Sementara Partai Gerindra, Golkar, PAN, PKS dan PPP bergabung dalam Koalisi Merah Putih mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Partai Demokrat tak bergabung dengan kedua koalisi tersebut. Situasi berubah di parlemen. Fraksi Demokrat membuat kesepakat untuk bergabung dengan fraksi partai KMP. Karenanya, Fraksi Demokrat memiliki kursi pimpinan DPR, MPR dan seluruh alat kelengkapan dewan.
Belakangan, kedua koalisi ini mencair. Hal itu terlihat mulai dari deklarasi dukungan PAN ke pemerintahan pada 2015 silam. Dilanjut dengan deklarasi dukungan Partai Golkar Aburizal Bakrie ke pemerintah, yang akan dikukuhkan dalam forum Munaslub 2016.
(meg)