Seloroh Ahok Soal Sidang UPS: Jaksa Takut Lulung Mukul Saya

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Kamis, 28 Jan 2016 12:47 WIB
Untuk saat ini Ahok menunggu saja surat undangan dari jaksa. Sejauh ini dia belum dapat undangan panggilan sebagai saksi.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham
Jakarta, CNN Indonesia -- Politisi Partai Persatuan Pembangunan Abraham Lunggana alias Haji Lulung dihadirkan sebagai saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi pengadaan Uninterruptible Power Supply dengan terdakwa Alex Usman. Sayangnya, kehadiran Lulung tidak disertai dengan kehadiran Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Usut punya usut, ternyata jadwal kesaksian antara Lulung dan Ahok tidaklah sama. Lulung sudah dijadwalkan lebih dulu, sementara Ahok belum mendapatkan surat panggilan. "Iya saya tak diundang hari ini," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/1).

Ahok lantas berseloroh perihal jadwal kesaksiannya yang berbeda dengan Lulung. Menurut sang gubernur, ada ketakutan dalam benak jaksa penuntut umum jika dirinya dihadirkan bersama-sama dengan Lulung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jaksa mungkin takut Lulung memukul saya," katanya disertai tertawa.

"Saya menunggu saja surat undangan dari jaksa, untuk sekarang saya belum dapat undangannya," lanjut Ahok.

Sebelumnya Lulung berkata bahwa dirinya siap memberikan kesaksian untuk Alex hari ini. Politisi PPP itu yakin tidak hanya Alex yang harusnya diputus bersalah dalam perkara UPS.

Menurutnya, beberapa pejabat teras Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga harus dijadikan tersangka dalam perkara tersebut.

"Banyak, semua (pejabat Pemprov DKI Jakarta terlibat). SKPD dari Sekretaris Daerah sampai kepala dinasnya (Pendidikan), Larso. kalau Alex Usman siapa sih? Hanya Kepala Suku Dinas. Jadi jangan hilirnya, hulunya dong sekarang. Makanya saya berani bilang jujur termasuk para saksi dan jaksa," kata Lulung di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Menurut Lulung, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga terlibat dalam perkara korupsi pengadaan UPS. Keyakinan Lulung muncul karena ia memandang pengadaan UPS tak mungkin terjadi tanpa penandatanganan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh Ahok pada 2014 silam.

"Yang membuat SP2D siapa? Kalau ini dibuka, tidak dibahas (pengadaan UPS) katanya, kenapa ada nomenklatur? Itu UPS 50 unit, 1 unit itu tandatangannya dari Gubernur SP2Dnya. Masa pengadaan 50 unit dia nggak tahu, lucu," ujarnya.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER