Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah politikus senior Partai Persatuan Pembangunan menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Kamis (28/1). Mereka berusaha mendapatkan dukungan pemerintah atas wacana islah untuk dua kubu yang saling bertentangan di PPP.
Usai pertemuan, Luhut mengatakan para politikus senior partai berlambang Kabah itu menginginkan Djan Faridz dan Muhammad Romahurmuziy, pemimpin kedua kubu bersengketa di PPP, segera berdamai.
"Intinya damai. Pikiran itu sudah mengerucut. Pemerintah berharap kedua kubu bisa memahami aspirasi para senior mereka," ucap Luhut di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta.
Wacana islah yang diutarakan para eksponen senior tersebut dinilai vital bagi masa depan PPP. Menurut Luhut, PPP terancam tidak dapat mengikutsertakan kader-kader mereka pada pemilihan kepala daerah secara serentak tahun 2017 jika islah tak kunjung terlaksana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masak tidak capai bertikai terus. Kasihan partai dan orang-orang yang punya jenjang karier di PPP. Mereka terancam tidak bisa maju (pilkada) tahun 2017," kata Luhut.
Ditemui pada kesempatan yang sama, politikus senior PPP Bachtiar Chamsyah, menyebut Juli 2016 sebagai tenggat waktu penyelenggaraan muktamar islah partainya.
Ia mendorong para pengurus PPP hasil Muktamar Bandung tahun 2011 segera merealisasikan wacana muktamar tersebut.
"Kami menginggatkan kepada Dewan Pengurus Pusat hasil Muktamar Bandung yang mempunyai legalitas agar segera menyelenggarakan muktamar dan mengakomodir semua pihak," tutur Bachtiar.
Pekan depan, Bachtiar dan rekan-rekannya berencana menemui Djan dan Romi secara terpisah. Setelahnya, mereka akan berupaya mempertemukan dua pemimpin PPP yang saling berseteru itu.
Bachtiar yakin, pada akhirnya kubu Djan dan Romi akan kembali bersatu. "Batu itu keras, tapi kalau kena air akan cair," kata dia.
(gil/agk)