Intensitas Hujan Tinggi, Ratusan Rumah Terendam Banjir

Rosmiyati Dewi Kandi | CNN Indonesia
Minggu, 31 Jan 2016 17:21 WIB
Bencana banjir mulai mengadang sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Padang, Aceh, dan Situbondo. Ratusan rumah diterjang banjir.
Seorang anak bermain di genangan air yang membanjiri Jalan Kaligawe Semarang, Jateng, Senin (4/1). Air yang menggenang akibat hujan deras yang mengguyur Kota Semarang pada Minggu (3/1) malam hingga Senin (4/1) dini hari menyebabkan lalu lintas di salah satu jalur utama pantura tersebut tersendat. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Padang, CNN Indonesia -- Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Sumatra Barat (Sumbar) meminta masyarakat menjaga kesiapsiagaan terhadap potensi bencana banjir dan longsor pada Februari 2016. Sejumlah wilayah di provinsi itu disebut masih berpeluang mengalami curah hujan yang tinggi.

"Sifat hujan bulan Februari 2016 umumnya normal dan di bawah normal," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Pagar Negara di Padang, Minggu (31/1) seperti dilansir Antara.

Menurut Pagar, ada spot wilayah dengan sifat hujan atas normal, di antaranya sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok Selatan, dan Pasaman Barat. Oleh karena itu, warga di tiga daerah tersebut tetap waspada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Sicincin memprakirakan di tiga daerah itu bisa terjadi curah hujan tinggi (301-400) hingga sangat tinggi (401-500).

Selain tiga daerah itu, dia juga mengimbau kawasan dengan sifat hujan atas normal juga perlu diperhatikan, mengingat potensi gerakan tanah akan meningkat ketika curah hujan meningkat signifikan di atas rata-rata.

Peluang terjadinya bencana longsor, menurut dia, akan meningkat jika daerah yang sudah dinyatakan berpotensi tinggi gerakan tanah juga diperkirakan berpeluang mendapat curah hujan tinggi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Sumbar Zulfiatno mengatakan, akan memasang alat peringatan dini longsor sebagai langkah mitigasi.

“Tahun ini kami akan memasang alat peringatan dini di beberapa titik di Agam. Diharapkan ini akan meminimalkan potensi korban jiwa dan juga kerugian materi akibat banjir atau longsor," kata Zulfianto.

Menurut dia, dipilihnya daerah Agam karena daerah tersebut sangat tinggi potensi banjir dan longsor. "Pengadaannya akan dilakukan pada bulan Februari 2016. Dengan alat ini akan dengan mudah kita mendeteksi adanya pergerakan tanah," katanya.

Sementara itu, ratusan rumah warga di tiga desa di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Minggu dini hari dilanda banjir bandang akibat Sungai Silowogo tidak mampu menampung air hujan yang cukup deras.

Luapan sungai akibat hujan deras sekitar dua jam menyebabkan genangan air mencapai ketinggian hingga sekitar 40 centimeter.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Bencana pada BPBD Situbondo Yahya Maziun mengatakan, banjir menimpa warga di Desa Silowogo, Kecamatan Bungatan, pada pukul 03:00 dini hari. "Di Desa Silowogo ada 28 rumah warga yang terkena banjir. Tidak ada korban jiwa, hanya saja rumah warga kemasukan air luapan sungai," ujar Yahya.

Menurut Yahya, selain itu banjir juga menerjang 100 rumah di Desa Melandingan Wetan Kecamatan Bungatan dan 15 rumah warga di Desa Sumberanyar.

Pada Minggu siang sejumlah personel BPBD Situbondo telah diterjunkan ke lokasi banjir. Selain melakukan pendataan korban banjir, petugas juga turut membantu warga untuk membersihkan rumah dari lumpur.

Bencana banjir juga mengintai pada sebagian wilayah Kota Meulaboh yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Aceh Barat. Umar, salah seorang warga di Meulaboh, Minggu mengatakan kondisi banjir kota itu diduga akibat saluran drainase seputar Kota Meulaboh yang tidak berfungsi dan tersumbat karena sedang dilakukan pengerjaan di sejumlah titik lokasi.

"Sudah beberapa tahun tempat rumah kami ini tidak pernah dilanda banjir, tapi karena hujan beberapa jam tadi malam airnya masuk setinggi 50 centimeter ke dalam rumah dan badan jalan juga ikut terendam," kata Umar.

Banjir terjadi pada Sabtu (30/1) sejak pukul 20.30 WB juga mengenanggi jalan kota seperti Jalan Nasional, Jalan Teuku Umar bahkan merendam sebagian rumah-rumah warga yang berada diseputar Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat dengan ketinggian air 20-50 cm.

Menurut Umar, banyak drainase sudah tidak berfungsi karena Pemkab Aceh Barat dalam melakukan perbaikan pembangunan drainse kota, namun tata kelola sampah tidak dilakukan dengan baik sehingga air hujan tergenang.

Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat Saiful AB menyebutkan, akan segera melakukan pelebaran muara Suak Ujong Kalak untuk melancarkan debit air. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER