LIPUTAN KHUSUS

Pintu Air Manggarai Hanya Dibuka Jika Ada Instruksi Gubernur

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Selasa, 09 Feb 2016 17:16 WIB
Pembukaan pintu air menuju Istana Negara akan dikeluarkan jika Kanal Banjir Barat sudah tidak memungkinkan.
Seorang bocah menyewakan jasa payug di dekat terowongan senen yang tergenang banjir, Jakarta Pusat, Senin, 9 Februari 2015. Hujan rata yang mengguyur Jakarta lebih dari 7 jam mengakibatkan sejumlah titik banjir dan membuat aktifitas warga terganggu. CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia -- Penjaga Pintu Air Manggarai Muhammad Ibnu mengatakan, pihaknya pernah diminta untuk membuka pintu air yang menuju Istana Negara oleh Presiden Jokowi. Kejadian itu dialami pada banjir tiga tahun silam.

Kala itu, kondisi debit air di Kanal Banjir Barat diprediksi tak dapat menampung dan menahan air yang masuk. Ancaman banjir bakal menggenangi di wilayah Ring-1 Jakarta pun sempat menjadi hal yang menakutkan. 

"Kalau pintu air Istana itu kami harus menunggu instruksi langsung dari gubernur atau dari pimpinan kami langsung untuk buka-bukaan," kata Ibnu di Kantor Pintu Air Manggarai, Jakarta, Rabu (20/1).
Ibnu menjelaskan, pembukaan pintu air menuju Istana Negara akan dikeluarkan bila Kanal Banjir Barat sudah tidak memungkinkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pernah dibuka, instruksi dari Jokowi (masih Gubernur Jakarta). Sebagai petugas lapangan kami laksanakan untuk meminimalisir keadaan di Kanal Banjir Barat," kata Ibnu.

Saat pintu air yang menuju istana dibuka, maka limpahan air dari sungai Ciliwung Kota akan mengalir ke Pintu Air Istiqlal. Pada 2013 itu pula, menurut Ibnu, banjir di Istana Negara terjadi.

Tak hanya karena curah hujan yang cukup tinggi. Namun saluran air yang kurang baik juga menjadi penyebab tumpahnya air kali ke jalan-jalan protokol.

"Jadi air menggenang itu tidak langsung masuk ke sungai," ujarnya.

Sejak Februari 2015, Pintu Air Manggarai telah diperkuat dengan tambahan satu pintu untuk memperlancar keluarnya debit air ke Kanal Banjir Barat.

Ibnu menjelaskan, awalnya dengan dua pintu, air dapat mengalir sebanyak 350meter kubik per detik. Sedangkan dengan difungsikan satu pintu tambahan, maka debit air yang akan dibuang menjadi 507meter kubik per detik.

Sehingga saat musim penghujan, sesuai standar operasional prosedur (SOP) kedua pintu utama dibuka secara penuh untuk mengantisipasi curah hujan yang tinggi di wilayah Jakarta dan Bogor.

"Sebelum datang kami buka. Musim hujan kaya begini daripada buka tutup, kami buka terus," kata Ibnu.

Dalam kondisi normal, Ibnu mengatakan, memberikan laporan berkala dengan durasi satu jam ke posko pusat. Sementara untuk intensitas hujan yang sedang tinggi, laporan dibuat berkala setiap 15 hingga 30 menit.

Dua unit alat berat berupa ekskavator dari Dinas Kebersihan Provinsi Jakarta disiapkan untuk mengangkut sampah. Kedua alat berat dengan jenis dan fungsi masing-masing itu ditempatkan di dua sisi Pintu Air Manggarai.
Ibnu menyebutkan, pengambilan sampah dilakukan rutin setiap hari ketika ada sampah. Sebab tumpukan sampah dapat menghambat aliran debit air yang keluar ke Kanal Banjir Barat. Namun ketika sampah tidak ada, eksavator tidak difungsikan untuk efisiensi.

"Standby saja kalau ada sampah diangkat. Ada dua, yang satu long arm ngangkat dari badan sungai, yang satu modelnya spyderbuild untuk mobilisasi dari bawah ke truk sampah. Truk langsung bawa ke Bantar gebang," katanya.

Menjadi penjaga Pintu Air Manggarai tak hanya memberi pengalaman menghadapi banjir besar. Ibnu juga sering kali disalahkan warga setiap kali beberapa titik yang dialiri kali dari Pintu Air Manggarai terendam banjir.

Padahal faktor banjir bisa terjadi karena curah hujan tinggi dan saluran air yang tersumbat. Belum lagi dataran Jakarta yang lebih rendah dari permukaan air laut.

"Sebetulnya (wilayah) Istana itu kalau kondisinya kami optimalkan dari sini (Manggarai) Insya Allah enggak ada masalah," kata Ibnu.
(meg/meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER