Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan awal Februari sebagian wilayah di Indonesia memasuki masa puncak musim hujan. Potensi angin kencang, petir, dan hujan es juga diperikrakan bakal terjadi di sejumlah wilayah.
Potensi cuaca ekstrem turut memengaruhi ketinggian gelombang di beberapa titik perairan Indoensia. Di Kepulauan Riau, misalnya, BMKG mencatat ketinggian gelombang berpotensi mencapai hingga tiga meter.
"Pelaku transportasi agar waspada. Musim Angin Utara memicu gelombang tinggi dan cuaca yang berubah-ubah," kata Kepala BMKG Hang Nadim Batam, Philip Mustamu, seperti dilansir Antara, Selasa (2/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Philip mengatakan ketinggian gelombang hingga tiga meter berpeluang terjadi pada perairan Natuna dan Anambas. Sementara untuk wilayah lain seperti Batam, Bintan, Tanjungpinang, Lingga, dan Karimun maksimal 1,5 meter.
Di sisi lain, kata Philip, awan kumulonimbus masih terus tumbuh di wilayah udara Kepri dan mengakibatkan tekanan udara rendah. Kondisi tersebut dianggap dapat membahayakan kapal-kapal yang berlayar, terutama perahu-perahu nelayan berukuran kecil.
Di Kepulauan Bangka Belitung, BMKG mencatat kecepatan angin di wilayah perairan diperkirakan bisa mencapai 44 kilometer per jam bergerak dari barat menuju utara.
"Kecepatan angin ini meningkat dibanding beberapa hari sebelumnya yang hanya berkecepatan antara 30 kilometer hingga 37 kilometer per jam," ujar Staf Koordinator Unit Analisa Kantor BMKG Pangkalpinang, Omar Mukhtar.
Seperti juga di Kepulauan Riau, Omar mengatakan kecepatan angin berdampak pada naiknya gelombang laut di perairan Babel hingga tiga meter.
"Ketinggian gelombang laut ini diprakirakan berpotensi terjadi di perairan Selat Karimata," kata Omar.
Kepala Pusat Informasi Meteorologi Publik BMKG, Mulyono R Prabowo, mengatakan daerah tekanan rendah di utara Australia secara tidak langsung telah memberi pengaruh pada semakin banyaknya pembentukan awan hujan di Indonesia. Kondisi tersebut tercatat bakal memunculkan hujan lebat yang akan dominan terjadi khususnya di wilayah Jawa dan Nusa Tenggara.
Potensi puncak hujan ditandai dengan kondisi monsoon Asia yang intensif disertai kondisi seruakan dingin (
cold surge) yang terindikasi menguat. Pada saat bersamaan, kata Mulayan, fase basah dari fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) memasuki wilayah maritim kontinen Indonesia.
"Kepada seluruh pengelola dan pengguna jasa transportasi baik darat, laut maupun udara agar lebih siaga dan tidak memaksakan ketika kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi berpeluang terjadi di sepanjang jalur perjalanan," ujar Mulyana.
(antara)