Puluhan Pertanyaan untuk Setya Novanto Soal Pemufakatan Jahat

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Kamis, 04 Feb 2016 14:30 WIB
Salah satu materi pertanyaan penyelidik kepada Setya Novanto adalah rincian pertemuan dia dengan Maroef Sjamsuddin pada Juni 2015.
Mantan ketua DPR RI, Setya Novanto hadir di Rapimnas Partai Golkar, yang diseelenggarakan di JCC Senayan, Sabtu,23 Januari 2016. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyelidik pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung telah menyiapkan puluhan pertanyaan untuk Politisi Golkar Setya Novanto dalam penyelidikan perkara dugaan pemufakatan jahat yang dilakukan terhadapnya, Kamis (4/2) ini.

"Kita persiapkan ada 36 pertanyaan, tapi bisa berkembang tergantung hasil jawaban dari Pak Novanto," ujar Jampidsus Arminsyah di Kejagung, Jakarta.

Menurut Arminsyah, pertanyaan yang sudah disiapkan penyelidik memuat materi tentang jabatan Setya dan rincian pertemuannya dengan eks Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin Juni tahun lalu. Selain itu, Setya juga dicecar pertanyaan yang berkaitan dengan isi rekaman pertemuan dirinya dengan Maroef dan pengusaha Riza Chalid di sebuah hotel tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seputar jabatannya, pertemuannya dgn pak Maroef berapa kali bertemu, terkait dengan isi rekaman, itu rencananya," katanya.

Setya dilaporkan telah datang ke Kejagung untuk diselidik sejak pukul 08.00 WIB. Hingga saat ini dirinya masih diperiksa oleh penyelidik Jampidsus Kejagung.

Menurut Arminsyah, besar kemungkinan pemeriksaan Setya tak berhenti pada hari ini. Pemeriksaan lanjutan akan dilakukan terhadap Setya oleh penyelidik Kejagung.

"Estimasi sementara mungkin hari ini tidak selesai ya. Tampaknya seperti itu (akan ada pemeriksaan lanjutan). Yang jelas tadi saya temui sebentar, Pak Setya Novanto ada waktu sekarang untuk memberi keterangan," ujarnya.

Dalam kasus ini Kejagung sudah memeriksa eks Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Menteri ESDM Sudirman Said, Deputi I Kantor Staf Presiden Darmawan Prasojo, Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti Swasanani, dan sekretaris pribadi Setya Novanto yang bernama Medina.

Pemufakatan jahat diduga dilakukan saat Setya bertemu pengusaha Riza Chalid dan Maroef pada 8 Juni 2015 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

Pada pertemuan tersebut, Setya diduga mencatut nama Presiden Jokowi dan wakilnya, Jusuf Kalla, untuk meminta saham Freeport agar perpanjangan kontrak perusahaan asal Amerika ini berjalan mulus. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER