Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya mendapat bantuan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk membongkar sindikat praktik aborsi ilegal yang di klinik-klinik tak berizin. Namun begitu Dinkes DKI mengakui bahwa tidak mudah bagi mereka menemukan klinik-klinik ilegal tersebut.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes DKI Maria Margaretha mengatakan klinik-klinik yang berhasil ditemukan oleh tim gabungan menggunakan kamuflase agar tak tampak seperti sebuah klinik.
Seperti terlihat di klinik yang terletak di Jl. Cimandiri No. 7, di bagian depan rumah tersebut tidak ada satupun plang yang menandakan sebuah klinik. Yang ada malah plang kantor hukum dan plang pembelian tiket pesawat melalui agen perjalanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami kesulitan karena plangnya itu tulisannya Lion Air, oleh sebab itu kami minta bantuan Krimsus," kata Maria saat ditemui di lokasi, Rabu (24/2).
Menurut Maria, setelah mendapat bantuan dari Polda Metro Jaya akhirnya mereka bisa menemukan klinik yang diduga melakukan praktik aborsi ilegal tersebut.
Setelah dilakukan penggeledahan, Maria menemukan bahwa klinik tersebut sama sekali tak memenuhi standar untuk menjadi sebuah klinik. Tak hanya itu, dia juga menemukan izin klinik tersebut tidak ada.
"Dari segi tempat tak memenuhi syarat dan izinnya pun tak ada," kata Maria.
Menurut Maria, dokter yang melakukan praktik di klinik tersebut bukan hanya tak memiliki izin, melainkan juga tak memiliki pendidikan dasar sebagai seorang dokter.
Menurutnya dokter di klinik itu ada yang hanya lulusan sekolah menengah pertama. "Untuk itu kami meminta agar masyarakat lebih hati-hati dalam memilih klinik," ujarnya.
Sebelumnya penyidik kepolisian mendapatkan fakta bahwa obat-obatan yang digunakan untuk proses aborsi sudah kadaluarsa dan tak layak lagi untuk digunakan.
Kepala Subdit Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Adi Vivid menjelaskan mulai dari cairan infus sampai penghilang rasa nyeri semuanya sudah kadaluarsa.
"Obat-obatan ini sudah kedaluwarsa, ada yang sudah kedaluwarsa sejak 2014," kata Adi saat menggelar jumpa pers di salah satu klinik yang menjadi tempat kejadian perkara, Rabu (24/2).
Tak hanya obat-obatan yang kedaluwarsa, sejumlah alat yang digunakan untuk melakukan aborsi pun kondisinya sangat tak layak. Bahkan beberapa alat yang terbuat dari metal sudah menunjukkan tanda-tanda berkarat.
Selain itu, kondisi ruang "eksekusi" pun sangat tidak higienis. Pantauan CNN Indonesia.com di lokasi, hampir semua ruangan di klinik tersebut lembab dan penuh dengan debu.
"Ini ada alat untuk memperbesar lubang rahim yang kondisinya sudah berkarat," kata dia.
(obs)