Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar tiba-tiba mengkritik maskapai Garuda Indonesia. Ia menyebut maskapat pelat merah ini bobrok kinerjanya sehingga pantas untuk dievaluasi direksinya.
Marwan menyampaikan kritiknya itu di depan akademisi, pejabat daerah, dan pejabat kementerian/lembaga lain dalam Seminar Peta Desa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta kemarin.
Dalam keterangan tertulisnya, Marwan mengatakan, Garuda yang dianggap anak emas oleh negara justru sering mengalami penundaan penerbangan (
delay). Namun meski begitu, Garuda tidak pernah diberi sanksi.
Marwan bahkan menyebut dirinya kerap jadi korban
delay. "Evaluasi Garuda. Proteksi negara terhadap Garuda ini sudah luar biasa besar, namun kok kinerjanya minta ampun jelek," kata Marwan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian
delay juga dialami politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini kemarin saat berkunjung ke Yogyakarta. Seperti diberitakan Detikcom, Marwan mengaku kesal karena harus menunggu hingga beberapa jam karena penundaan penerbangan. Akibat delay itu, ia telat datang di acara di Yogyakarta.
Marwan menuju ke Yogyakarta pada pukul 08.00 WIB. Namun karena telat beberapa menit di bandara, Marwan ditinggal. Ia kemudian berangkat pada pukul 10.00 WIB. Padahal seharusnya pada pukul 10.00 acara di Yogyakarta dimulai.
Tak hanya terlambat karena penerbangannya yang dialihkan, penerbangannya pada pukul 10.00 WIB delay 1,5 jam.
"Di atas pesawat berputar-putar di sekitar Yogyakarta 30 menit," katanya.
Menurut dia, saat
delay tidak ada permintaan maaf dan pemberitahuan kepada penumpang. Selain itu tidak ada kompensasi apapun seperti konsumsi.
Marwan meminta menteri terkait mengambil tindakan. Sebagai mantan anggota DPR, dia tahu persis soal maskapai.
Sementara itu, Garuda Indonesia melalui humasnya Benny S Butarbutar menyatakan telah melakukan manajemen
delay. Soal ditinggalnya Menteri Marwan kemarin karena ia terlambat datang di Bandara Soekarno Hatta.
(sur)