Menteri Desa Sosialisasikan Transmigrasi dengan Wayang Kulit

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2015 02:55 WIB
Masih banyak yang memahami bahwa program transmigrasi hanya sebagai perpindahan penduduk dari kota ke desa, atau dari Jawa ke luar Jawa.
Masih banyak yang belum memahami manfaat transmigrasi, banyak yang memaknai transmigrasi hanya proses perpindahan penduduk. (ANTARA FOTO/ho/Sabil)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan masih banyak masyarakat yang memahami program transmigrasi hanya sebagai perpindahan penduduk dari kota ke desa, atau dari Jawa ke luar Jawa.

Karena itu berbagai upaya sosialisasi terus dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui wayang kuit.

”Masyarakat transmigran, terkesan hanya terdiri dari yang tidak mempunyai keterampilan. Pada akhirnya program transmigrasi kurang populer untuk penduduk kalangan muda, karena dianggap hanya akan menjadi petani konvensional yang hidup terbatas di pedesaan,” kata Marwan dalam keterangan tertulisnya Jumat lalu.

Menurut Politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini, inti program transmigrasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru, di daerah tujuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Transmigrasi juga dalam rangka membuka kesempatan kerja dan peluang usaha. Dengan cara menggali dan mengelola potensi sumberdaya kawasan transmigrasi, membuka lahan pangan dan perkebunan, serta membentuk wirausaha mandiri,” kata Marwan.

Kementerian Desa sendiri berupaya untuk terus menyosialisasikan manfaat transmigrasi. Salah satunya dengan pagelaran wayang kulit. Marwan berharap, melalui pagelaran wayang kulit dapat menumbuhkan kembali animo masyarakat untuk berpartisipasi dalam program transmigrasi.

Seperti pagelaran wayang kulit dalam acara Hari Bhakti Transmigrasi ke-65 di halaman kantor Kementerian Desa dengan lakon 'Babad Alas Winamarta'

Marwan menilai pagelaran dapat membawa pesan dan gambaran dari lakon 'Babad Alas Winamarta' tentang perjuangan masyarakat transmigran untuk meraih kesejahteraan.

”Dalam kisah yang menuturkan perjalanan para ksatria Pandawa dalam membangun tanah harapan baru, yang nantinya menjadi pusat kerajaan dan peradaban di Amarta adalah sebuah ibroh, analogi yang pas,” ucap Marwan.

Marwan mengakui, transmigran akan menghadapi berbagai tantangan di masa awal transmigrasi. Namun, melalui kegigihan sebagaimana lakon 'Babad Alas Winamarta', ia yakin hal itu dapat teratasi. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER