Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar membantah telah mengkritik maskapai Garuda Indonesia karena tertinggal penerbangan. Kritik dilontarkan karena Garuda adalah maskapai milik pemerintah yang pelayannya dinilai mengecewakan.
Menurut Staf Khusus Marwan, Iman Syukri, rombongan Menteri Marwan kemarin bersedia menunggu dan tak melayangkan protes meski tertinggal pesawat kemarin saat akan bertolak ke Yogyakarta. "Kami siap menunggu di penerbangan selanjutnya," kata Iman kepada CNN Indonesia, Kamis (25/2).
Marwan tertinggal penerbangan Garuda karena terlambat datang. Akibatnya, jadwal acara di Yogyakarta yang seharusnya dihadiri juga molor. Marwan seharusnya terbang pukul 08.05, namun ia baru tiba di Bandara Soekarno Hatta pada pukul 08.00 WIB.
Marwan disediakan penerbangan pengganti pada pukul 10.05 WIB. Namun menurut Iman, penerbangan pengganti ini juga mengalami penundaan. Tidak sebentar. Penerbangan ditunda hingga satu jam lebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal penundaan kedua ini diakui oleh Garuda Indonesia. Melalui humasnya, Benny S Butarbutar, penundaan dilakukan karena ada perbaikan pada pintu pesawat. Setelah dicoba dilakukan perbaikan, diputuskan untuk mengganti pesawat untuk ke Yogyakarta.
Alhasil, penerbangan baru bisa dilakukan pada pukul 11.05 WIB.
Padahal dalam jadwal, acara Marwan di Yogyakarta pukul 10.00. Dalam keterangan tertulisnya kemarin, gara-gara penundaan itu, beberapa agenda dibatalkan.
Iman menambahkan, penundaan bukan hanya terjadi saat keberangkatan. Saat pulang dari Yogyakarta menuju Jakarta, penerbangan juga mengalami delay.
Karena itu Iman menilai hal yang wajar jika Menteri Marwan melancarkan kritik pedas pada Garuda Indonesia selaku maskapai pelat merah.
"Delay ini yang jadi konsen kami, ini kan maskapai milik negara yg harus berkembang dan maju," kata Iman.
(sur)