Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar membuat sebuah survei di Twitter terkait perlu tidaknya evaluasi dilakukan terhadap Direksi maskapai Garuda Indonesia, Kamis (25/2) siang ini.
Berdasarkan pantauan, survei terkait evaluasi Direksi Garuda tersebut telah dipajang oleh Marwan pada halaman Twitternya yang bernama @marwan_jafar sejak pukul 13.57 WIB tadi. Survei yang dibuat Marwan tersebut berjudul 'Direksi Garuda sebaiknya di evaluasi'.
Dalam survei tersebut, hanya ada pilihan 'setuju' dan 'tidak' yang diberikan Marwan sebagai pemilik akun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga berita ini ditulis terlihat sudah ada 120 lebih pengguna Twitter yang mengisi survei tersebut. 60 persen pengisi survei memilih opsi 'tidak'. Sementara 40 persen pengguna Twitter memilih opsi 'setuju'.
Sesaat usai merilis survei tersebut, Marwan kembali membuat kicauan yang menyinggung protes dirinya kepada maskapai Garuda kemarin.
"Wong saya protesnya karena pelayananya kurang bagus, kok kalian protesnya ke mana-mana. Piye toh," cuit Marwan pada Twitternya pukul 14.39 WIB lalu.
Marwan diketahui sempat menyebut bahwa Garuda memiliki kinerja yang bobrok, sehingga maskapai tersebut pantas untuk dievaluasi direksinya. Marwan menyampaikan kritiknya itu di depan akademisi, pejabat daerah, dan pejabat kementerian/lembaga lain dalam Seminar Peta Desa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta kemarin.
Dalam keterangan tertulisnya, Marwan mengatakan, Garuda yang dianggap anak emas oleh negara justru sering mengalami penundaan penerbangan (delay). Namun meski begitu, Garuda tidak pernah diberi sanksi.
Marwan bahkan menyebut dirinya kerap jadi korban delay. "Evaluasi Garuda. Proteksi negara terhadap Garuda ini sudah luar biasa besar, namun kok kinerjanya minta ampun jelek," kata Marwan.
Kejadian delay juga dialami politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini kemarin saat berkunjung ke Yogyakarta. Seperti diberitakan Detikcom, Marwan mengaku kesal karena harus menunggu hingga beberapa jam karena penundaan penerbangan. Akibat delay itu, ia telat datang di acara di Yogyakarta.
Marwan menuju ke Yogyakarta pada pukul 08.00 WIB. Namun karena telat beberapa menit di bandara, Marwan ditinggal. Ia kemudian berangkat pada pukul 10.00 WIB. Padahal seharusnya pada pukul 10.00 acara di Yogyakarta dimulai.
Tak hanya terlambat karena penerbangannya yang dialihkan, penerbangannya pada pukul 10.00 WIB delay 1,5 jam. "Di atas pesawat berputar-putar di sekitar Yogyakarta 30 menit," katanya.
Menurutnya, saat pesawat delay tidak ada permintaan maaf dan pemberitahuan kepada penumpang. Selain itu tidak ada kompensasi apapun seperti konsumsi.
Sementara itu, di kesempatan lain Garuda Indonesia menyebut Marwan terlambat datang ke Bandara Soekarno Hatta sehingga terpaksa ditinggal terbang kemarin. Pesawat bernomor penerbangan GA204 dijadwalkan membawa Marwan terbang ke Yogyakarta pukul 08.05 WIB. Namun hingga panggilan terakhir pukul 08.00 WIB, Marwan belum juga tiba di Bandara.
"Pada Pukul 08.00 WIB, Petugas harus melakukan boarding gate dan pengecekan kembali terhadap check in counter Premium maupun area check in di Terminal 2F dan masih belum ada berita keberadaan penumpang VIP tersebut.
Sementara penumpang yang lain sudah berada di dalam pesawat sehingga harus sdh berangkat terbang," kata Humas Garuda Indonesia Benny Siga Butarbutar dalam keterangan tertulisnya.
Adanya penundaan penerbangan selama satu jam itu, Garuda menurut Benny telah menyampaikan permohonan maaf. Garuda juga menurutnya senantiasa menjalankan manajemen penundaan pesawat sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan.
(pit)