Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia Ridwan Habib mengatakan para teroris biasanya memakai sistem melayang atau pindah-pindah saat menetap di suatu tempat semisal Jakarta. Hal ini dipakai mereka agar bisa bebas melakukan pergerakan di lapangan mengomentari pernyataan Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones soal risiko ancaman teror yang bakal terus ada.
Ridwan menyebut banyaknya kontrakan di daerah Depok, Bekasi, dan Tangerang memudahkan para teroris melakukan pergerakan. “Sewa rumah 3 minggu tidak menyulitkan. Pemilik kontrakan tidak akan meminta KTP dari si pengontrak,” kata Riwan ketika dihubungi CNN Indonesia.com, Selasa (1/3).
Biasanya, para teroris ini menetap tidak lebih dari satu bulan. Mereka kata Ridwan terbiasa main kucing-kucingan dengan aparat keamanan karena jika terlalu lama menetap bakal terdeteksi. “Sudah biasa mengendus pergerakan intel,” ujar Ridwan.
Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones mengatakan, pengejaran kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso alias Abu Wardah yang dilakukan Polri tidak akan mengurangi risiko serangan teror di Jakarta. Menurut Ridwan, lelaki asal Poso yang sudah berbaiat ke ISIS ini didukung anak buah yang berasal dari Bima.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ISIS Indonesia kata Ridwan berafiliasi ke empat kelompok. Kelompok pertama tergabung dalam Khatibah Al-Masyariq yang dipimpin Salim Mubarok Attamimi alias Abu Jandal. Estimasi jumlah kelompok ini berjumlah 30 hingga 50 orang yang berasal dari Jawa Timur, Bima, NTB. “Intinya berasal dari Indonesia timur,” kata Ridwan.
Sel kedua bernama Mujahidin Indonesia Barat pimpinan Bahrumsyah. Kelompok ini kata Ridwan berasal dari Pamulang, Tangerang Selatan, dan Depok yang dipilih karena Bahrumsyah belum lama ini menikahi tokoh ISIS, Abu Hamza. “Abu Hamza dan Bahrumsyah berada di Suriah,” katanya.
Sel ketiga adalah kelompok Bahrun Naim. Kelompok ini bergerak di ranah IT seperti memantau media sosial, menyebarkan materi cara membuat bahan peledak, video. Dengan keterampilannya, pria asal Solo itu mampu mengecoh intel ketika pergerakannya di dunia maya terendus aparat. Salah satu teknik yang dipakai adalah
double virtual private network atau menggandakan alamat. Sebagai contoh ketika berselancar si pengguna terdeteksi berada di Magelang. “Tapi sebenarnya bisa saja berada di Solo atau dimanapun,” ujar Ridwan.
Kelompok keempat yang perlu diwaspadai adalah jamaah Amaniyyum. Kelompik ini merupakan binaan Aman Abdurrahman yang saat ini mendekam di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan. Anggota binaan terdiri dari para residivis teror, pembunuhan, pencurian, dan pemerkosaan.
(bag)