Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis temuan potensi tsunami di sebagian wilayah Indonesia yang diakibatkan gempa berkekuatan 7,8 SR di lepas pantai Barat Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Berdasarkan hasil analisis sumber gempa bumi dari BMKG, gempa yang terjadi pukul 19.49 WIB Rabu (2/3) tersebut mempunyai mekanisme sumber berupa patahan geser.
Berdasarkan pemodelan tsunami, gempabumi tersebut dapat berpotensi menimbulkan ancaman tsunami kecil (tidak signifikan) di wilayah sekitar pusat gempa yaitu di Nias, Kepulauan Pagai, Tanah Bala, Simeulue, Bengkulu, Pesisir Selatan, Nias bagian timur, dan sekitarnya.
Hasil catatan observasi muka laut di Padang dan Cocos Island-Australia terekam kenaikan muka air laut masing-masing 5 cm dan 10 cm.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu dapat disimpulkan gempabumi tersebut tidak menimbulkan tsunami signifikan dan BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami pada jam 22.32:42 WIB untuk seluruh wilayah Indonesia," demikian pernyataan rilis dari BMKG.
Warga Berangsur Pulang
Warga Padang, Sumatera Barat, yang sebelumnya memadati beberapa tempat ketinggian untuk mengungsi dalam mengantisipasi tsunami kini sudah berangsur pulang ke rumahnya masing-masing.
Berdasarkan pantauan Komandan Resimen Mahasiswa Universitas Andalas (Unand) Zilva Yoga, sejak pukul 23.30 Selasa malam, warga yang mengungsi di Limau Manis mulai meninggalkan kampus dan bergerak ke arah bawah kota Padang.
Pergerakan pulang warga ini mulai terjadi saat adanya pengumuman pencabutan bahaya tsunami oleh pemerintah.
Selama warga mengungsi pihaknya telah mengerahkan 20 orang personil dan berkoordinasi dengan satpam, kepolisian dan BPBD kota untuk mencegah peristiwa yang tidak diinginkan.
"Saat ini satuan pengaman tersebut telah dibubarkan dan kondisi di kampus Unand dinyatakan telah kondusif," ujarnya seperti dikutip
Antara.
Di lokasi lain, yakni Indarung, salah satu warga yang memantau Syukri menyebutkan saat ini sudah tidak terjadi kemacetan meski masih ramai dengan kendaraan.
Selain di Indarung, kata dia, jalan Ulu Gadut yang sejak Selasa malam penuh oleh kendaraan, kini mulai sepi dan hanya ada pergerakan beberapa kendaraan menuju arah bawah atau kota Padang.
Sementara itu salah satu pengungsi Floruci Tri Septari lebih memilih bertahan di tempat ketinggian atau zona aman hingga pagi.
Dia memilih bertahan guna mengantisipasi adanya gempa susulan, mengingat tempat kosnya berada tepat di zona merah yang menjadi potensi bencana tsunami di kota Padang.
(gil)