Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sorong, Maliki, menyatakan aparat keamanan mengerahkan ratusan personel saat menjemput Labora Sitorus di Tampa Garam, Sorong, Papua Barat, untuk dibawa ke Penjara Cipinang, Jakarta.
“Pagi tadi dia (Labora) dijemput oleh sekitar 600 orang tim gabungan dari Kepolisian, tentara, dan petugas Lapas,” kata Maliki kepada CNNIndonesia.com, Jumat (4/3).
Banyaknya personel yang diturunkan untuk menangkap Labora, ujar Maliki, tak lepas dari kondisi geografis Papua dan psikologis warga di sekitar tempat tinggal Labora.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Papua ini beda. Terlebih Labora itu orang yang dianggap sudah sangat berjasa pada masyarakat Sorong dan Papua,” ujar Maliki.
Menurut Maliki, Labora selama ini dinilai berhasil menghidupkan perekonomian Sorong sehingga warga Sorong merasa terbantu oleh dia.
Tak hanya itu, mantan anggota Polres Raja Empat itu pun dikenal dermawan di Sorong. “Dia buat gereja-gereja. Banyak gereja. Dia berjiwa sosial sehingga orang berempati,” tutur Maliki.
Labora, ujar Maliki, sampai saat ini berpandangan putusannya tidak sah karena ada salah ketik sehingga dia merasa tidak perlu menjalani pidana.
Bagaimapun, kata Maliki, putusan perkara Labora sudah inkrah alias berkekuatan hukum tetap. Labora yang menjadi terpidana kasus pembalakan liar dan pencucian uang divonis 15 tahun penjara dan harus menjalani hukumannya.
Labora sebelumnya keluar dari Lapas Sorong karena minta izin menjalani terapi metode oksigen di Rumah Sakit Raja Ampat karena mengalami stroke. Surat izin pun diberikan.
Namun karena Labora tak juga kembali ke Lapas, petugas pun dikirim untuk mengecek ke rumah sakit. Ternyata Labora sudah tidak ada di RS Raja Empat. Polisi dan tentara pun turun tangan untuk menangkap Labora.
“Kami diminta Kementerian Hukum dan HAM untuk membantu Lembaga Pemasyarakatan menangkap (Labora). Tapi saat polisi tiba di rumahnya, dia sudah tidak ada,” kata Kapolres Sorong AKBP Karimudin Ritonga.
Sampai saat ini pencarian atas Labora masih terus dilakukan, dan belum ada tanda-tanda keberadaan dia di mana.
(agk)