Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai silang pendapat antara Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) Sudirman Said tentang skema Blok Masela akan memberi pengetahuan kepada publik.
Menurutnya, ada dua jenis keributan dan kegaduhan, yakni yang bersifat positif dan negatif. Terkait perseteruan antarmenteri ini, ujar dia, adalah hal positif yang diperlukan.
"Kalau ribut soal Blok Masela ini perlu. Kenapa? Karena kaitannya dengan biaya operasional yang berkaitan dengan uang negara," kata Qodari dalam diskusi 'Menteri Ribut Bikin Ribet' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kata Qodari, dilihat dari unsur kemanfaatannya, kegaduhan ini dapat memberi pengetahuan kepada publik untuk mengetahui opsi kebijakan terbaik yang akan diambil pemerintah.
Sedangkan, kegaduhan yang bersifat negatif, dicontohkannya terjadi saat antarmenteri saling mengomentari hal tidak penting di media sosial. Ada pun jika perdebatan dilakukan hanya dalam kabinet, publik tidak akan mengetahui opsi-opsi kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah.
"Kalau debatnya hanya di kabinet saja, tidak tahu kita. Perlu ada agen-agen yang dapat mengeluarkan kebijakan ke publik, sehingga keputusan yang akan diambil, merupakan yang terbaik," kata Qodari.
Ketua DPP Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi beranggapan perseteruan sah dilakukan asal dilakukan di dalam kabinet. Namun, Budi menilai persoalan ini akan baik bagi publik, untuk mengetahui latar belakang kepentingan di balik perseteruan ini.
"Sesuatu yang dibuka akan melahirkan satu fakta baru yang akan mempertontonkan apa yang terjadi. Waktu akan membuktikan apa yang terjadi dalam pertikaian," ucap Budi.
Kemarin, Presiden Joko Widodo menegaskan kepada para jajaran menterinya untuk tidak memberikan pendapat atas sesuatu yang belum diputuskan olehnya. Selain itu, Jokowi juga meminta agar para menteri fokus bekerja untuk masyarakat alih-alih saling silang pendapat.
"Saya tegaskan para menteri harus fokus pada kerja, kerja dan kerja nyata untuk masyarakat," kata Jokowi usai meninjau lokasi penyelenggaraan KTT Luar Biasa OKI di Jakarta, Jumat (4/3).
(eno)