Kala Awak Media Tertidur Pulas di Pesawat Nyaman Luhut

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2016 09:35 WIB
Jangan ada yang bangunkan mereka, kata Menko Luhut sambil tersenyum jahil dalam pesawat Boeing 737-200 yang membawanya dari Medan ke Pekanbaru.
Boeing 737-200 jadi salah kendaraan operasional VIP yang digunakan pejabat RI kala berkunjung ke berbagai daerah. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan tersenyum jahil. Di atas Boeing 737-200 menuju Pekanbaru, Riau, pekan lalu, Luhut menunjuk sejumlah awak media yang tertidur lelap di kursi pesawat.

“Jangan ada yang bangunkan mereka,” ujar Luhut sambil tertawa.

Rombongan wartawan, termasuk mereka yang tertidur pulas itu, berangkat bersama sejumlah staf Kemenkopolhukam dari Jakarta. Mereka hendak ke Pekanbaru untuk mengampanyekan deradikalisasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut tak ikut dari Jakarta, tapi dijemput oleh Boeing 737-200 itu di Medan, Sumatra Utara, karena sehari sebelumnya ia mendampingi Presiden Jokowi memantau Danau Toba yang akan disulap menjadi destinasi wisata kelas dunia.

Dengan demikian pesawat yang dioperasikan oleh Skadron Udara 17/VIP TNI Angkatan Udara itu mengambil rute Jakarta-Medan-Pekanbaru, tak langsung Jakarta-Pekanbaru, demi ‘mengambil’ sang menteri di Medan.

Boeing 737-200 itu hanya satu dari sejumlah pesawat yang berada di bawah ‘kendali’ Skadron 17. Pesawat-pesawat VIP/VVIP lain yang dibawa Skadron 17 ialah Boeing 737-400, Fokker F28, dan Hercules C-130 HS/L-100-30.

Boeing 737-200 yang ditumpangi Luhut kala itu memang layak disebut kendaraan VIP. Seperti pesawat komersial lain, Boeing itu dilengkapi kompartemen untuk penumpang kelas bisnis dan eksekutif. Tirai biru muda membatasi kedua kompartemen itu.

Luhut tertawa lebar, bercengkerama sembari menghabiskan waktu dalam pesawat VIP Boeing 737-200 yang membawanya dari Medan menuju Pekanbaru. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Kompartemen eksekutif diisi oleh Luhut dan para pejabat Kemenkopolhukam. Perbedaan mencolok antara kompartemen eksekutif dan bisnis hanya pada posisi duduk dan jumlah kursi.

Jika dibandingkan dengan beberapa pesawat lain yang digunakan para pejabat atau very important person (VIP), Boeing 737-200 masuk kategori paling nyaman dan mewah. Beda jauh dengan Hercules atau C-295 yang digunakan Luhut kala meninjau penjara-penjara di Nusakambangan, lepas pantai Cilacap, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Pesawat CN-295 yang digunakan Luhut ketika melakukan inspeksi ke penjara-penjara di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Saking nyaman pesawat Boeing itu pula yang membuat sejumlah wartawan tertidur di kursi empuk Boeing 737-200 sementara Luhut berjalan-jalan di sepanjang koridor pesawat.

Seorang staf Luhut mengatakan, kendaraan operasional yang digunakan sang menteri untuk kunjungan kerja ke berbagai daerah kerap gonta-ganti. Kadang ia menggunakan pesawat milik Polri, kadang milik TNI.

“Tak masalah pakai yang punya TNI atau Polri karena itu semua ada di bawah kami. Kami tak menyewa pesawat ini, bahkan kami yang membiayai krunya selama menggunakan pesawat,” ujar staf yang enggan disebut namanya itu.

Pemilihan kendaraan operasional, kata dia, tergantung pada jarak tempuh dan jumlah anggota rombongan yang diajak. Jika jarak dekat, Luhut memilih helikopter TNI. Misal ketika ke Banten, dia menggunakan helikopter Super Puma yang isinya muat untuk belasan orang.

Boeing 737-200 jadi pilihan jika Luhut menempuh perjalanan jauh, sedangkan CN-295 dipilih kala jumlah anggota rombongan sedikit.

“Fleksibel saja,” kata staf Luhut itu. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER