Jakarta, CNN Indonesia -- Puncak Gerhana Matahari Total melewati kawasan Bangka. Warga setempat hingga wisatawan asing yang meramaikan suasana berdecak kagum sesaat sang surya tertutup oleh piringan Bulan.
Warga Jakarta yang tengah berlibur di Bangka Tengah, Dylan Amirio melaporkan kepada CNNIndonesia.com, suasana penantian puncak gerhana diwarnai oleh riuh warga dan wisatawan. Mereka juga telah melengkapi diri dengan kacamata khusus.
"Tidak cuma kacamata khusus, ada juga yang pakai kacamata buatan sendiri pakai lapisan film. Lucu, karena semua niat untuk menyaksikan fenomena ini," terang Dylan di Pantai Penyak, Bangka Tengah, Rabu (9/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langit Bangka Tengah sejak pukul 7.15 WIB sudah mulai gelap dengan bentuk Matahari yang mulai menyerupai sabit.
Menurut penuturan Dylan, antusiasme lebih tinggi berasal dari para wisatawan yang berdecak kagum. Sementara warga lokal di sana juga sebetulnya terkesima, namun menurut Dylan, mereka lebih menerima itu sebagai kejadian alam pada umumnya saja.
"Penasaran semua, tapi memang yang lebih heboh dan berisik itu para turis. Warga di sini takjub namun lebih anteng saat gerhana mulai pada puncaknya. Mungkin karena merinding," lanjut Dylan.
Yang jelas, sejak pukul 06.30 WIB, udara Bangka dirasakannya sudah mulai dingin. Kini setelah gerhana usai, warga sudah mulai meninggalkan pesisir pantai. Sayangnya Dylan tidak sempat mengabadikan momen menjelang puncak gerhana karena suasananya sudah semakin redup.
Rasa SyukurSementara imam besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mengingatkan kepada setiap umat muslim khususnya warga muslim ibu kota untuk mensyukuri adanya fenomena gerhana matahari yang terjadi pagi ini.
"Kejadian ini belum tentu dapat kita temukan seumur hidup sekali. Saya mengingatkan kepada kaum muslimin untuk dapat terus bersyukur," kata Nasaruddin.
Menurutnya, seluruh umat muslim harus berdoa dan ingat kepada Allah SWT saat melihat terjadinya gerhana matahari.
Kejadian gerhana matahari, kata dia, harus dijadikan pelajaran bagi umat manusia agar bertawakal dan patuh terhadap tugas dan kewajibannya.
"Manusia sebagai makhluk mikrocosmos harusnya dapat belajar dari ketaatan alam semesta melalui matahari dan bulan yang mengitari porosnya," tambahnya.
Ketaatan tersebut, lanjut Nasarudin harus tetap dipelihara agar umat manusia mendapatkan hidayah dan petunjuk dari Allah SWT.
"Kita harus seperti tata surya yang selalu taat pada perintahNya," tutupnya.
Sejak pukul 06.00 WIB, ribuan warga ibu kota memadati kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat untuk melakukan salat gerhana dan menyaksikan puncak fenomena GMT.
Salat gerhana dimulai pukul 07.00 WIB, salat hanya berlangsung sekitar 20 menit. Selesai salat, warga langsung memadati balkon Masjid Istiqlal untuk menikmati fenomena GMT.
(gen)