Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku tak punya cukup dana untuk melakukan kampanye. Ia pun memilih jalur independen saat bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta tahun 2017.
Ahok menegaskan, ia tidak mau membayar mahar kepada partai politik agar dapat kembali terpilih menjadi orang nomor satu di Jakarta.
"Partai tidak minta mahar pun, saya tidak ada uang. Kalau kampanye massal kan harus kasih makan, kaos atau sediakan mobil. Nggak sanggup saya," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Kamis (10/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ahok, mahar yang biasa ditetapkan partai politik biasanya berkisar antara Rp100 miliar hingga Rp200 miliar.
Mantan bupati Belitung Timur itu berkata, untuk mendapatkan uang sebesar itu sebenarnya bukanlah hal yang sulit baginya. Ahok menuturkan, sebagai gubernur ia bisa saja meminta uang kepada para pengusaha.
Namun Ahok menyatakan enggan melakukan hal itu dengan alasan tidak ingin berutang budi kepada siapapun.
"Daripada saya disumbang Rp200 miliar tapi nggak berhasil, lebih baik mereka menyumbang untuk orang Jakarta. Nyumbang bus atau apalah, saya nggak jadi gubernur pun, orang Jakarta dapat menikmat," tuturnya.
Hingga saat ini, baru Partai Nasdem yang secara tegas telah mendeklarasikan dukungan kepada Ahok. Ia mengaku bersedia menerima dukungan itu karena tidak perlu membiayai operasional dan kampanye.
"Kalau partai yang mendukung seperti Nasdem, ya saya terima. Sejauh ini oke, geraknya ke posko, saya juga sudah di kasih tau nggak keluar duit,"ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Ahok telah memilih Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Heru Budi Hartono, sebagai bakal calon wakil wali kota yang akan mendampinginya.
Ahok pun telah memutuskan untuk maju dengan dukungan Teman Ahok. Perkumpulan itu berencana memverifikasi ulang jumlah warga Jakarta yang telah menyerahkan fotokopi kartu tanda penduduk mereka sebagai bentuk dukungan untuk Ahok.
(abm)