Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengatakan, peredaran narkoba telah merambah luas ke seluruh sektor kehidupan. Dia menyebut Indonesia dalam kondisi sangat darurat narkoba.
"Seluruh wilayah sudah terkontaminasi (narkoba). Bahkan dari institusi terkuat TNI-Polri juga sudah terkontaminasi," kata Buwas, sapaan Budi Waseso, saat memberikan sambutan di kantornya, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (10/3).
Bukan hanya di lingkungan lembaga negara, bahkan sekolah dan pesantren juga telah disusupi peredaran narkoba. Buwas mengatakan, tidak satu pun wilayah rukun tetangga yang berani menyatakan daerahnya bebas dari narkoba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Buwas, jaringan sabu terbesar saat ini berada di wilayah Aceh dan Medan. Aceh bukan lagi dikenal sebagai ladang ganja, tapi juga peredaran sabu. Meski demikian, kata Buwas, semua bandar besar narkoba berada di luar negeri.
"Sindikat Pakistan, misalnya. Saya disebut Dubes mencemarkan nama baik Pakistan. Tapi setelah kami tunjukkan, Dubes itu enggak bisa ngomong. Bahkan bandar besar ada di Pakistan," ujar Buwas.
Selain itu, jaringan narkoba sebagian besar berada di balik lembaga pemasyarakatan. Menurut Buwas, jika pemerintah bisa menyetop pengendalian narkoba dari dalam Lapas, maka 50 persen penyebaran narkoba di Indonesia bisa diberantas.
Dia mengakui bahwa tugas memberantas narkoba tidak sebanding dengan ancaman yang dihadapi bangsa. Narkoba telah mengancam kehidupan 250 juta warga negara Indonesia, sementara personel BNN hanya 4400 anggota.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan Kepala BNN untuk melakukan operasi pemberantasan barkoba secara lebih intensif.
"Hampir 70 persen peredaran narkoba diatur dari penjara. Kita tahu di penjara orang-orang yang terlibat narkoba," ujar Luhut.
(bag)