Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Abraham 'Lulung' Lunggana mengaku tidak mempunyai uang banyak untuk membiayai pengeluaran selama kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada). Namun dia yakin dapat bersaing dengan kandidat lain seperti Basuki Tjahaja Purnama atau Yusril Ihza Mahendra.
"Kami tanpa uang bisa beri kepercayaan ke masyarakat. Yang penting dulu orang mengatakan saya melakukan diskriminasi, sekarang Allah menjawab dengan waktu," kata Lulung saat meninggalkan Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (15/2).
Merasa kekurangan biaya, Lulung mengatakan dirinya tidak bisa mengikuti cara Basuki alias Ahok yang membuka kios-kios di pusat perbelanjaan atau mal untuk meraup dukungan masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya itu tidak mampu. Meterannya saja Rp6.000 lapaknya, satu lapak berapa," kata Lulung.
Dia juga mengklaim telah bulat didukung oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai partai pengusungnya. Karena itu, dia tidak berniat untuk mencalonkan diri lewat jalur independen meski telah membentuk kelompok pendukung 'Jaringan Suka Haji Lulung' (JSHL).
"Saya kan punya partai. Ini buat penguatan saja. Mereka yang atur schedule (jadwal) saya, misal hari ini di kelurahan mana, besok di mana," ujarnya.
Mengenai bakal calon wakilnya, Lulung belum bisa memastikan. Dia masih membuka pintu bagi partai lain yang ingin berkoalisi dan mengajukan calon wakil gubernur mendampinginnya. Walau demikian, dia mengatakan dirinya mempunyai harapan tersendiri soal ini.
"Saya inginnya sama perempuan karena suara perempuan itu harus dimanfaatkan. Biar hak perempuan ada," kata Lulung.
Kedatangan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah itu ke Trunojoyo, menurut polisi, adalah untuk diperiksa terkait kasus korupsi alat catu daya listrik atau uninterruptible power supply (UPS). Namun, Lulung menampik dan mengatakan dirinya hanya ingin bersilaturahmi dengan tetangga yang bekerja di Badan Reserse Kriminal Polri.
(rdk)