Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti memastikan jatuhnya helikopter Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat di Poso, Sulawesi Tengah, bukan ulah teroris. Lokasi jatuhnya helikopter itu berada di kawasan pemukiman.
"Kalau serangan teroris dipastikan tidak ada karena itu bukan daerah rawan tapi pemukiman dekat bandara," kata Badrodin di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (21/3).
Helikopter nahas yang membawa rombongan 13 orang personel Operasi Tinombala itu jatuh dalam keadaan cuaca buruk. Operasi tersebut diadakan untuk memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso alias Abu Wardah.
"Informasi yang diterima, (helikopter) usai
briefing di Napu, kemudian akan kembali ke Poso, itu (helikopter) sudah masuk ke Kota Poso," kata Badrodin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badrodin mengatakan penyebab kecelakaan masih terus diselidiki oleh TNI. "Walaupun cuaca buruk bisa saja karena penyebab lain" ujarnya.
Badrodin atas nama Polri menyampaikan belasungkawa untuk awak dan penumpang yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.
Saat ini, kata dia, korban dibawa ke Jakarta untuk proses identifikasi lebih lanjut. "Dikirim ke RS Kramatjati untuk bisa diidentifikasi supaya tidak terjadi kesalahan dalam mengembalikan ke keluarga."
Direktur Eksekutif Tim Identifikasi Korban Bencana (DVI) Polri Komisaris Besar Anton Castillani mengatakan pihaknya akan turut membantu proses identifikasi.
"Perkuatan Tim DVI Mabes Polri berangkat pagi ini," kata Anton. Tim tersebut terdiri atas satu dokter forensik, satu dokter gigi forensik dan satu ahli DNA.
Anton meminta waktu untuk proses identifikasi para korban sebelum bisa menjelaskan lebih jauh tentang kegiatan ini.
Pihak TNI menyatakan 13 penumpang helikopter tersebut tewas, termasuk Komandan Resort Militer (Danrem) 132 Tadulako Kolonel Syaiful Anwar.
Helikopter jenis Bell 412 EP itu semula berangkat dari ibu kota Sulawesi Tengah, Palu, ke Napu di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Para perwira yang menumpang heli tersebut hendak menghadiri pertemuan di Napu yang dihadiri Danrem 132/Tadulako.
Dari Napu usai pertemuan, sore hari diputuskan untuk berangkat ke Kota Poso guna bermalam di sana. Namun helikopter tersebut tidak sampai ke tujuannya.
(sur)