Melihat Aktivitas Relawan Muda di Sekretariat Teman Ahok

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Senin, 21 Mar 2016 12:37 WIB
Dalam sekretariat yang beralamat di kompleks Graha Pejaten, kebanyakan relawan Teman Ahok yang berjumlah 50 orang rata-rata berusia 19 hingga 25 tahun.
Anggota relawan Teman Ahok yang bermarkas di kompleks Graha Pejaten kebanyakan berusia muda. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah rumah yang terletak di kompleks Graha Pejaten itu tidak berbeda dengan rumah-rumah yang ada di sebelahnya. Dari luar, rumah tampak sepi, bercat putih yang hampir pudar, dan guguran dedaunan menghiasi bagian depan. Yang membuat rumah itu berbeda dengan rumah lain adalah adanya sejumlah petugas keamanan yang berjaga di depan dan selalu bertanya setiap ada orang yang mendekati rumah tersebut.

Rumah tersebut bukanlah rumah biasa. Rumah bernomor tiga itu ternyata merupakan sekretariat dari kelompok pendukung Basuki Tjahaja Purnama yang menamakan diri mereka Teman Ahok.

CNNIndonesia.com berkesempatan untuk melihat ke dalam sekretariat yang mulai digunakan pada Juni/Juli 2015 tersebut. Harus diakui, rumah ini memang tak tampak seperti sebuah sekretariat dari bagian luar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, saat melihat ke bagian dalam, barulah terlihat bahwa rumah itu merupakan tempat orang-orang mengumpulkan dukungannya untuk Basuki Tjahaja Purnama agar Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Ahok tersebut bisa maju di Pemilihan Kepala Daerah lewat jalur independen.

Saat memasuki rumah itu, masyarakat langsung disambut oleh pemandangan serba "Ahok", mulai dari standing figure dengan wajah Ahok, lukisan yang menggambarkan amarah Ahok, serta lukisan dengan tulisan Teman Ahok. Di ruangan tersebut terdapat sebuah meja panjang di bagian tengah dan meja-meja yang menempel di tembok di bagian kiri dan kanan.

Ruangan tersebut pun dihiasi warna cat merah menyala yang jauh berbeda dengan warna cat di bagian luar rumah. Dan di ujung ruangan tersebut, terdapat sebuah pintu kaca menuju ruangan lain yang dihiasi tulisan "KTP Gue Udah Buat Ahok".

Hari itu, Jumat (18/3), aktivitas di Sekretariat Teman Ahok dimulai lebih siang dari biasanya, yaitu sekitar pukul 10.00 WIB, padahal biasanya aktivitas di rumah tersebut sudah dimulai pukul 09.00 WIB. Namun, meskipun aktivitas baru dimulai pukul 10.00 WIB buku tamu yang disimpan di bagian depan rumah sudah diisi banyak orang.

Setidaknya ada sekitar sepuluh nama yang sudah tertera di buku tamu tersebut dan niat mereka mendatangi sekretariat Teman Ahok pun berbeda-beda. Seorang pria yang diselimuti keringat mendatangi lokasi untuk meminta formulir dukungan untuk Ahok, tiga orang perempuan berparas cantik datang untuk membeli merchandise, dan satu keluarga datang karena baru mengetahui Teman Ahok memiliki sekretariat tak jauh dari kediaman mereka.

Mulai Aktivitas 

Waktu menunjukkan pukul 09.30 WIB, aktivitas di sekretariat tak kunjung dimulai, hanya ada seorang anak muda yang membersihkan lantai di ruang utama menggunakan sapu yang dipegangnya sedari tadi. Para pengunjung yang sudah menanti sejak 30 menit yang lalu pun mulai tak sabar dan satu per satu meninggalkan lokasi.

Hingga akhirnya lewat sedikit dari pukul 10.00 WIB para relawan Teman Ahok mulai datang dan aktivitas di sekretariat pun dimulai. Tak lama kemudian, salah satu founder Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas pun hadir di sekretariat Teman Ahok.

"Di sini memang aktivitasnya fleksibel sih ya, biasanya mulai jam sembilan atau sepuluh," kata Amalia sesaat setelah sampai di lokasi.

Menurut Amalia, aktivitas pagi di sekretariat akan tergantung aktivitas di hari sebelumnya. Standarnya, aktivitas di sekretariat akan berakhir pukul 17.00 WIB tapi jika ada sesuatu yang mendesak, seperti loading barang (dalam hal ini merchandise) maka aktivitas bisa sampai dini hari.

"Ada juga yang sampai pukul 24.00 WIB karena loading barang," ujarnya.

Amalia bercerita bahwa ada sekitar 50 orang relawan yang bekerja di sekretariat tanpa adanya sistem shift. Mereka bahkan bekerja setiap hari termasuk akhir pekan. Tempat yang diklaim Teman Ahok merupakan pinjaman dari Hasan Nasbi tersebut sudah beberapa kali dipermak untuk tujuan mempermudah kerja Amalia cs.

Dulunya, kata Amalia, rumah tersebut hanya ada ruang tamu saja hingga akhirnya mereka membongkat tempat parkir motor untuk membuat ruang tamu baru. Sementara ruang tamu yang lama menjadi tempat yang dihiasi perintilan bernuansa "Ahok" (yang sebelumnya sudah dijelaskan di paragraf sebelumnya).

Tak hanya itu, di rumah tersebut sekarang sudah ada ruangan untuk tim IT, ruang penyimpangan sumbangan, dan ruang penyimpanan merchandise. Untuk ruang penyimpanan sumbangan, CNNindonesia.com melihat tak ada yang mencolok di sana, hanya ada banyak tumpukan yang semuanya merupakan sumbangan dari orang-orang.

Sebagai catatan, Teman Ahok tak pernah menerima sumbangan dalam bentuk uang dan hanya menerima sumbangan barang atau logistik atau sumbangan tenaga. Satu-satunya sumbangan uang yang pernah mereka terima adalah sumbangan Rp 500 juta yang diserahkan oleh Hasan Nasbi untuk menjadi uang start up.

Sementara untuk ruang penyimpanan merchandise, banyak relawan yang sibuk merapikan kaos yang siap dijual ke masyarakat dengan harga Rp 100 ribu per kaos. Warna kaos yang di bagian tengahnya ada tulisan "KTP Gue Buat Ahok" tersebut juga beragam, mulai dari putih, abu-abu, hitam, hingga merah.

Amalia menjelaskan 50 orang relawan yang bekerja secara sukarela di sekretariat Teman Ahok mayoritas berusia muda, ada di kisaran 19 hingga 25 tahun. Menurut dia, pemilihan anak muda sebagai relawan didasari oleh idealisme mereka yang masih tinggi dan memang mereka masih ingin agar Ahok bisa kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Menurut Amalia, para relawan bergabung tanpa harus melewati proses rekrutmen terlebih dahulu, jadi siapapun yang mau membantu asalkan niatnya baik maka teman Ahok pasti akan menerimanya. Hampir semua relawan yang bekerja di sekretariat memiliki pekerjaan lain di luar sana, bahasa zaman sekarangnya adalah mereka "nyambi" di Teman Ahok sembari melakukan aktivitas kerja mereka di tempat lain.

Amalia pun mengaku tidak memaksa anak-anak itu untuk fokus bekerja hanya untuk Teman Ahok. Dia bercerita ada adik kelasnya yang ditugaskan mengurusi sosial media dan bisa dikerjakan di mana saja, termasuk sambil sang adik belajar di kelas di tempat kuliah.

Namun begitu, sistem itu diakui Amalia membuat perputaran orang di Teman Ahok sangat cepat. Hanya saja, Amalia memastikan cepatnya pergantian orang tak mengganggu kinerja Teman Ahok dalam mengumpulkan dukungan untuk Ahok. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER