Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyilakan Wakil Ketua DPRD Mohammad Taufik membuat panitia khusus untuk menyelidiki lahan milik Pemda DKI Jakarta yang digunakan Teman Ahok untuk bermarkas.
"Jadi saya senang Pak Taufik mau bikin angket. Pak Taufik tepat bikin pansus supaya terbuka dan buktikan saja banyak parpol yang cabangnya kantornya punya (aset) DKI Jakarta dan belum bayar lagi. Taufik hati-hati jangan sampai kena sendiri," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (21/3).
Ahok mengklaim masyarakat yang mendukungnya melalui perkumpulan Teman Ahok ini tak melanggar hukum penyewaan. Alasannya, mereka menyewa lahan melalui pihak swasta yakni PT Griya Berlian. PT Griya Berlian ini telah bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sarana Jaya untuk waktu yang lama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teman Ahok tidak ada salahnya, dia bukan PT dan cuma perkumpulan orang ngumpulin KTP. Ini dalam hukum sewa menyewa, kalau sewa dari Pemda dan sewa yang lain lagi, masih ada sisa tahun boleh karena kamu sudah bayar lunas dengan Pemda," ujarnya.
Menurutnya, praktik menyewa lahan milik Pemda telah banyak dilakukan oleh sejumlah partai politik. Bahkan, Ahok menuding sejumlah partai belum membayar sewa tersebut. "Banyak parpol yang tidak bayar. Nanti kelihatan ada parpol yang belum bayar sewa," katanya.
Soal penyewaan lahan pada Pemda DKI Jakarta, kata Ahok, pengurus partai dapat mengajukan izin dengan nilai sewa sebanyak 3,3 persen dari Nilai Jual Obyek Pajak merujuk aturan yang ditetapkan Kementerian Keuangan. Sementara itu, terkait aturan tersebut, Ahok pernah meminta Kementerian Dalam Negeri untuk merevisi harga sewa yang dinilai terlalu murah. "Saya ingin sewa sesuai harga pasar dan ini dari Mendagri menunggu surat jawabannya dan itu boleh dari Pergub sesuai harga pasar," ucapnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, kontroversi mencuat lantaran markas Teman Ahok di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, dinilai milik Pemda DKI Jakarta. Pendiri Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, saat dikonfirmasi mengaku tidak mengeluarkan uang untuk menyewa rumah untuk markas. Tumah tersebut telah diseqa oleh seseorang bernama Hasan Nasbi yang kemudian memberikan kesempatan bagi Teman Ahok untuk menggunakan rumah tersebut.
Saat dikonfirmasi terpisah, Hasan mengakui markas yang terletak di Graha Pejaten IV Nomor 3, Jakarta Selatan, itu dekat dengan rumahnya. Ia pun tak mengelak rumah tersebut milik pemerintah.
"Ya betul (perumahan Graha Pejatan memang milik Pemda DKI). Tapi kan Pemda kasih pengelolaannya ke pihak swasta. Kami semua yang sewa di sana bayar ke perusahaan pengelola," tutur Hasan.
(bag)