Jakarta, CNN Indonesia -- Jenazah korban jatuhnya helikopter milik TNI di Poso, Sulawesi Tengah, dijadwalkan tiba di Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma pada pukul 14.00 WIB, Senin (21/3) siang ini.
Menurut keterangan ayah kandung salah satu korban kecelakaan helikopter bernama Letnan Dua Penerbang Tito Hadyanov Wibisono (23), jenazah anaknya akan tiba di Halim setelah diberangkatkan dari Kota Poso, Sulawesi Tengah, pukul 11.00 WIB tadi.
"Jadwalnya jam 14.00 WIB hingga 15.00 WIB sampai di Halim, kemudian baru akan ke Taman Makam Pahlawan," ujar ayah kandung Tito, Suprapto, di rumah duka pada kawasan Ampera, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, beredar kabar akan dilakukan identifikasi ulang terhadap seluruh jenazah korban kecelakaan helikopter TNI setibanya di Jakarta siang nanti. Namun, Suprapto mengaku belum mendapat kabar akan dilakukannya kembali identifikasi jenazah anaknya di Jakarta.
"Saya belum mendapat kabar akan dibawa ke Rumah Sakit dulu. Setau saya nanti sampai di Jakarta langsung ke TMP," katanya.
Tito merupakan salah satu prajurit lulusan Akademi Militer angkatan 2014 yang ditugaskan di Poso sejak awal bulan ini.
Walaupun ditugaskan di daerah konflik, namun Tito disebut tak pernah mengeluh kepada orang tuanya atas tugas yang ia emban. Suprapto berkata bahwa anaknya justru merasa senang ditugaskan di Poso karena banyak teman-teman angkatannya yang juga berada di sana.
"Dia bilang 'Pap ternyata aku ketemu angkatan-angkatanku 2014 banyak di sini.' Terus memang dia pernah cerita, "Papi kan pernah ke Poso, Palu, dan itu daerah pegunungan. Iya pap cuacanya berubah-ubah terus.' Itu dia cerita ke saya dari Selasa (15/3) pekan lalu," katanya.
Sayang, kesenangan Tito mengemban tugas negara di Poso hanya berlangsung singkat. Ia dipastikan tewas bersama 12 prajurit TNI lain yang menumpangi helikopter saat sedang dalam perjalanan dari Napu menuju Kota Poso.
Tito diketahui belum memiliki keluarga sendiri. Namun, pria kelahiran 20 November 1992 itu disebut telah memiliki pacar yang ditinggalkan di Jakarta.
Tito bersama para prajurit TNI yang meninggal merupakan anggota tim Operasi Tinombala bersama Polri. Operasi Tinombala dimulai awal tahun ini, 10 Januari, dan menargetkan menangkap kelompok teroris Santoso dalam 60 hari.
(bag)