Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak Istana Negara membantah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kompleks olahraga di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, sarat dengan muatan politis. Juru bicara Presiden Johan Budi menegaskan kedatangan Jokowi murni atas dasar perhatian Presiden atas aset negara triliunan rupiah.
"Perlu ditegaskan kunjungan Presiden meninjau Proyek Hambalang itu semata-mata adalah concern Presiden terkait upaya menyelamatkan aset negara," kata Johan Budi ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (21/3).
Lebih jauh, Johan mengatakan kunjungan ke proyek olahraga yang dibangun semasa era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut digagas jauh sebelum adanya Tour de Jawa Partai Demokrat, yang berakhir dengan pertemuan 34 pimpinan provinsi Demokrat di Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan sebelum kunjungan kemarin, itu dua pekan sebelumnya, Presiden sudah meminta Menpora untuk melihat kondisi terkini proyek Hambalang," ujar Johan.
Johan mengatakan kunjungan tersebut dilakukan sebagai bagian dari program pemerintah untuk melakukan akselerasi pembangunan, salah satunya adalah melalui infrastruktur. Kunjungan ke Hambalang, kata Johan, merupakan bagian dari akselerasi itu sendiri.
Lebih jauh, Johan mengatakan Jokowi juga banyak mengunjungi proyek infrastuktur lainnya selain Hambalang, seperti di antaranya, proyek jalan tol dan pembangunan waduk.
"Jadi, itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan apa yang dilakukan Pak SBY dalam Tour de Java itu," kata Johan menegaskan.
Mengenai kritik yang disampaikan SBY, Johan mengatakan hal tersebut merupakan hak siapapun untuk memberi masukan ke Jokowi. Masukan atau saran, kemudian, akan dipertimbangkan kembali oleh Jokowi apakah bisa ditindaklanjuti atau tidak.
"Sah-sah saja ada rekomendasi atau masukan apalagi dari sebuah partai besar bernama Demokrat," ujar Johan.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer Mohamad Qodari mengatakan Presiden Jokowi bermanuver keras melalui peninjauan ke Kompleks Hambalang kemarin (18/3). Manuver itu ditujukkan ke pemerintahan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Itu manuver keras kalau Pak SBY punya pekerjaan rumah yang belum selesai. Bukan hanya warisan SBY, kasus Hambalang kan dihentikan karena korupsi," ujar Qodari di kawasan Menteng, Sabtu (19/3).
Proyek pembangunan Hambalang dihentikan empat tahun silam. Pemberhentian terpaksa dilakukan karena kasus korupsi yang menjerat sejumlah politikus Partai Demokrat saat itu. Mereka ialah Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.
Qodari menuturkan, unsur politis dari kehadiran Jokowi di Hambalang kemarin tidak dapat ditutupi, termasuk apabila nantinya ada balasan dari SBY. Rivalitas di antara pemimpin biasa terjadi. Saling sindir juga terjadi antara SBY dan Megawati Soekarnoputri.
"SBY mengomentari kebijakan Ibu Mega. Kemudian, Ibu Mega bilang SBY seperti poco-poco, maju selangkah mundur beberapa langkah,"katanya.
Kunjungan Jokowi ke Hambalang dilakukan pada Jumat (10/3) lalu. Dalam kunjungan yang dilakukan bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono tersebut, Jokowi mengatakan nasib kelanjutan proyek Hambalang akan ditentukan dalam dua pekan mendatang.
Sebelum itu, Jokowi memerintahkan kepada Menpora dan Menteri PU-Pera untuk meneliti lebih lanjut mengenai struktur bangunan, aset apa yang masih bisa dimanfaatkan, serta kondisi tanah di kompleks Hambalang.
Selain itu, Jokowi juga meminta BPKP untuk mengaudit secara tuntas proyek Hambalang sebelum diputuskan kelanjutannya dalam ratas.
Proyek Hambalang dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2010 sebesar Rp 1,2 triliun. Dari alokasi tersebut, dana yang telah diserap untuk pembangunan sebesar Rp 471,7 miliar. Namun, proyek ini akhirnya terhenti setelah sejumlah politisi dan birokrat tertangkap korupsi setelah kasusnya diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
(pit)