Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Presiden Megawati Soekarno Putri meluncurkan buku berjudul 'Megawati dalam Catatan Wartawan, Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat', Rabu malam.
Dalam acara itu, Megawati memimpin pengumpulan dana untuk mencetak buku yang akan diterbitkan selanjutnya. Para pejabat, tokoh nasional dan pimpinan elit PDI Perjuangan yang hadir dimintai dana sumbangan.
"Ayo sumbang-sumbang. Itu Pak Pramono Anung, itu Tjahjo Kumolo mana? Biar menteri, kamu kan tetap petugas partai. Jangan ngumpet," kata Megawati Soekarnoputri disambut tawa hadirin di Gedung Arsip Nasional No 111, Jalan Gajah Mada, Jakarta, Rabu (23/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di depan panggung dengan latar raksasa yang bergambar sampul buku, Megawati menyebut berbagai nama yang dikenalnya untuk memberikan sumbangan.
"Ayo itu anak hilang yang baru kembali, Gus Ipul nyumbang-nyumbang. Pak Boediono mana nih, ayo nyumbang," lanjutnya.
Setelah beberapa nama disebutkan, secara spontan, mereka berdiri dan mengucapkan jumlah uang yang akan disumbang.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono yang pertamakali berdiri dan menyebutkan jumlah sumbangan.
"Ibu saya nyumbang Rp100 juta," kata Hendropriyono.
Setelah Hendropriyono menyebut angka Rp100 juta, sebagian tokoh yang lain menyebutkan jumlah yang sama. Namun, Kepala BIN Sutiyoso memberi sumbangan yang lebih tinggi.
"Ibu kalau saya gak mau kalah dari mantan KaBIN. Saya nyumbang Rp 150 juta," kata Sutiyoso.
Selain mereka, Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan, pun memberikan sumbangan Rp100 juta.
"Patungan dengan 10 anggota lainnya, kami sumbang Rp100 juta," kata Budi.
Sementara itu, perwakilan DPP PDI Perjuangan memberikan sumbangan senilai Rp200 juta. Mega pun kemudian berseloroh.
"Jangan minta ke saya ya itu uangnya," kata Mega yang membuat riuh suasana.
Hanya dalam waktu 20 menit, hasil 'todongan' Mega untuk sumbangan terkumpul Rp2,275 miliar. Di akhir acara sumbangan ini, salah satu penulis menjelaskan kegunaan hasil sumbangan.
"Nantinya perolehan lelang ini akan kami gunakan untuk percetakan rekonstruksi sejarah demokrasi di Indonesia," kata Kristin Samah.
Kristin mengatakan dia dan penulis lainnya akan menulis tanpa biaya, dana sumbangan akan digunakan di antaranya untuk biaya percetakan dan distribusi.
Buku berjudul Megawati dalam Catatan Wartawan, Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat, ditulis oleh 22 wartawan yang pernah bersentuhan dengan Megawati. Dalam acara itu hadir wartawan asal Jepang dan WNI yang tinggal di Swedia, khusus memberikan testimoni pengalaman bersama Mega.
(yul)