Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyangkal pernyataan dari Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Cahaya Purnama alias Ahok yang memilih maju lewat jalur independen karena tidak mau bayar mahar yang diminta PDIP.
"Tidak begitu ceritanya. Demi Allah, dahulu saya tidak diminta-minta mahar. Saya tidak kasih satu rupiah pun. Saya yakin Pak Ahok juga tidak dimintai uang," kata Rismaharini di depan wartawan di Balai Kota Surabaya, Jumat (11/3) seperti dilaporkan Antara.
Menurut Risma sejak di tingkat struktur PDIP paling bawah seperti Ranting (tingkat kelurahan) dan Anak Ranting (tingkat RW), tidak ada permintaan mahar.
Meski sebagai kader baru di PDIP, tapi ia juga bergerak bersama dengan Pengurus Anak Cabang (PAC) dan Ranting. "Jadi tidak ada yang saya kasih uang. Coba dicek. Tanya mereka ada tidak terima uang dari saya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risma mencontohkan bagaimana dalam Pilkada Surabaya 2015, ia juga turun bersama mesin partai PDIP. "Saya turun kan juga sama mereka, sama PAC, sama Ranting tapi tidak ada yang namanya membayar. Coba tanya PAC ada tidak yang terima uang dari saya," jelas dia.
Mesin PDIP diakui Risma cukup bisa diandalkan. "Kalau mereka itu, ini untuk partai gitu, langsung kerja mereka. Langsung gerak ke bawah. Itu seperti ada ideologisnya, jadi kalau sudah gerak, gerak semua sampai bawah".
Meski survei elektabilitasnya tinggi, namun Risma tidak ingin maju lewat independen. Soal ini ia berpendapat bahwa jabatan adalah amanah.
"Fatsunnya, di agama itu tidak boleh minta jabatan. Kenapa saya tidak independen? Kalau saya independen berarti aku punya nafsu untuk cari jabatan itu. Kemudian saya diberikan kepercayaan. Nah itu bagian dari amanah. Jadi bedanya di situ," ujarnya.
(yul)