Melihat Kemegahan Armada Pengamanan Perikanan Indonesia

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2016 14:55 WIB
Kapal ORCA merupakan kapal pengawas perikanan terbesar milik Indonesia, dilengkapi fasilitas dan teknologi paling mutakhir dibanding kapal sebelumnya.
Peresmian Kapal Pengawas Perikanan Jenis SKIPI oleh Kementerian Kelautan dam Perikanan di Dermaga Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Jakarta, Jum'at (8/4). (CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Maraknya penenggelaman kapal asing oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menandakan masih banyak kapal asing yang mencari celah merenggut kekayaan bahari Indonesia. Terhitung sejak Oktober 2014, KKP telah menangkap setidaknya 177 Kapal.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 107 kapal benar-benar ditenggelamkan oleh KKP. Kapal tersebut di antaranya enam kapal Malaysia, 39 kapal Vietnam, 34 kapal Filipina, 21 kapal Thailand, empat kapal Indonesia, dua kapal Papua, dan satu kapal Tiongkok.

Hari ini, Jumat (8/4), Direktorat Jendral Pengawasan Sumber Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (PSDKP) meresmikan operasi empat unit Kapal Pengawas Perikanan di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (KOLINLAMIL) Tanjung Priok, Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Launching keempat unit kapal pengawas ini sebagai komitmen Kementerian Kelautan bersama pemerintah mengawal visi misi negara menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam pembukaan acara.

"Keempat kapal pengawas ini, ORCA 1, ORCA 2, ORCA 3, dan ORCA 4, merupakan bentuk koordinasi antar pemerintah untuk saling bahu membahu mengamankan wilayah perairan Indonesia khususnya mencegah terjadinya illegal fishing.”

Setelah acara peresmian usai, keempat kapal pengawas ini melakukan percobaan pelayaran perdana di Teluk Jakarta. CNNIndonesia.com mendapat kesempatan untuk berlayar bersama ORCA 2, salah satu kapal pengawas perikanan baru.

Para penumpang kapal diperbolehkan untuk bersafari ke dalam kapal. Penumpang diajak berlayar sejauh 10 mil dari daratan Teluk Jakarta.

Sama seperti yang lain, ORCA 2 memiliki empat buah deck kapal termasuk satu anjungan. Main deck terdiri dari satu kamar perwira, dua ruangan lounge dengan fasilitas seperti kapal komersial. Upper deck terdiri dari kamar nakhoda dan kepala kamar mesin, kamar vip, dan kamar masinis. Sedangkan lower deck diperuntukan bagi kamar para anak buah kapal dan kamar ibadah.

ORCA 2 juga dilengkapi fasilitas gymnasium dan ruang tahanan. Alih-alih ruang tahanan, kamar tersebut lebih tepat merupakan kamar tidur biasa yang dijadikan sebagai tempat penahanan sementara tersangka selama berada di perairan lepas.

"Nakhoda laut juga harus tetap bugar," canda Nakhoda ORCA 2 Kapten Agung Tri Wibowo saat membawa ORCA 2 berlayar menjauhi Dermaga Kolinlamil.

'ORCA' Sang Paus Pembunuh

Penamaan keempat Kapal Pengawas berjenis Sistem Kapal Inspeksi Perikanan Indonesia (SKIPI) diambil dari salah satu jenis ikan paus Orcinus Orca. Itu adalah ikan paus pembunuh terbesar dari jenisnya.

"Nama Orca diambil salah satu jenis ikan paus yang mempunyai sifat gesit. Diharapkan dengan daya kapal pengawas ini yang produktif dan gesit semakin meningkatkan daya pengawasan dan pengamanan wilayah perairan di Indonesia," ujar Sekretaris Jendral KKP Sjarif Widjaja.

Nyatanya, penamaan ORCA ini tidaklah asal nama saja. Dari spesifikasi kapal dapat dikatakan kapal pengawas ini memiliki teknologi termutakhir dari kapal-kapal pengawas sebelumnya.

Kapal yang dibangun dengan menggunakan desain dan supervisi dari Merite System Service (MSS) ini mampu melaju hingga kecepatan maksimal 25 knots dengan panjang 60 meter, lebar 8,20 meter, dan tinggi 4,5 meter.

Ini merupakan kapal pengawas perikanan terbesar yang dimiliki Indonesia khususnya KKP. Seluruhnya, KKP telah memiliki 35 kapal pengawas yang tersebar di wilayah perairan Indonesia.

Rencananya, keempat kapal SKIPI ini akan dibagi ke dua wilayah operasi, yakni perairan barat yaitu perairan Natuna hingga perbatasan samudera Hindia, dan perairan timur Indonesia yaitu Perairan Sulawesi, Laut Arafuru, hingga perbatasan samudera Pasifik.

Menurut Agung, seorang nakhoda kapal, spesifikasi kapal ORCA memang sudah sangat mampu untuk menghadapi tantangan para pencuri ikan ilegal dalam operasi pengawasan. Namun jika dilihat dari kuantitas, Indonesia masih perlu banyak kapal pengawas untuk memantau seluruh titik perairan.

"Jumlahnya saja yang harus diperbanyak. Kami terbatas jadwal operasinya. Jika diperbanyak bisa meng-cover wilayah yang belum terawasi," ujar Agung.

Menurut Agung, jika dilihat dari luasnya perairan Indonesia, setidaknya butuh 100 unit kapal SKIPI untuk melingkupi seluruh perairan Indonesia.

Agung berharap dengan adanya keempat kapal ORCA ini dapat semakin produktif dan efektif dalam melakukan pengawasan perikanan di wilayah perairan Indonesia. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER